Ilmuwan yang Terbuka
PHIWM mengajak ilmuwan bersikap terbuka dan menerima kebenaran dari manapun datangnya. Terbuka artinya membuka diri terhadap perbedaan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Terbuka juga bisa dipahami bahwa siapapun bisa menelaah dan mendalami ilmu pengetahuan tanpa dibatasi sesuatu.
Sehingga penemuan-penemuan terbaru lebih mendekatkan diri pada Allah yang Maha Berilmu. Seperti yang tertera dalam az-Zumar 18, “(Yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat.”
Ayat ini senada dengan kisah Maurice Bucaille, ilmuwan asal Perancis yang meneliti mumi Fir’aun. Ahli bedah yang beragama Katolik ini terkejut adanya sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh mumi. Penemuan ini memberi petunjuk bahwa Firaun ini meninggal karena tenggelam di laut.
Maurice dibuat bingung mengapa mumi yang sudah lama tenggelam di laut ini kondisinya lebih baik dibanding mumi yang mati normal. Suatu hari, Dia menuju Arab Saudi untuk menghadiri konferensi medis yang diadakan oleh ahli anatomi muslim. Salah seorang peserta membaca Yunus 92.
“Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
Seperti menemukan jawaban, Maurice berdiri di hadapan peserta dan dengan lantang berkata,” Saya telah masuk Islam dan beriman kepada al-Quran ini.” Sejak saat itu dia menjadi mualaf.
Daya nalar dan logika adalah sifat penting yang harus dimiliki seorang ilmuwan. Hal ini merupakan fitrah manusia yang Allah berikan, yaitu kemampuan membedakan antara yang benar dan yang salah serta mempertahankan kebenaran tersebut. Ujung dari keilmuannya adalah memuji kebesaran Allah SWT seperti yang tertera pada Yunus 10.
”Doa mereka di dalamnya, ialah subhanakallahumma (Maha Suci Engkau Ya Tuhan kami) dan salam penghormatan mereka adalah, ‘Salam.’ (salam sejahtera). Dan Penutup doa mereka adalah,’Alhamdulillahi Rabbilalamin.’ (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam).” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni