PWMU.CO – Tiga tahapan mempelajari al-Quran disampaikan Dosen Ilmu Qiraah Universitas Al-Azhar Mesir Syekh Nashrudin Ishom Attamadi saat hadir di Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM) Kota Pasuruan, Selasa (23/1/2024).
dia hadir untuk mengajarkan materi Qiroat al-Quran dan perbaikan bacaan al-Quran kepada santri dan santriwati SPEAM serta siswa kelas VI SD Al-Kautsar, SD/MI Muhammadiyah dan siswa kelas sembilan SMP Muhammadiyah Kota Pasuruan.
Kepada seluruh peserta Syekh Nashrudin memberikan tiga tahapan mempelajari al-Quran. Tahapan pertama adalah mendengarkan. “Jika ingin membaca al-Quran dengan baik, maka harus sering mendengarkan bacaan al-Quran. Ini kunci yang harus dilakukan pertama,” ujarnya.
Dia menuturkan, itulah hikmah penciptaan dua telinga dan satu mulut, supaya manusia lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara. Ini yang harus dilakukan.
Lebih lanjut, pengajar Ilmu Qiroah yang sudah mengajar selama lima belas tahun di Universitas Al-Azhar Mesir itu memberikan permisalan bayi yang baru lahir. Bayi yang baru lahir ucapnya akan berbicara sesuai dengan apa yang dia dengar dari mulut ibunya.
“Apabila dia dilahirkan dari seorang Ibu yang berbahasa Arab, maka dia akan menirukannya. Begitu juga bayi yang lahir di Eropa dan Indonesia,” ucapnya.
Tahapan yang kedua adalah membaca. Di sini Syekh Nashrudin menekankan supaya santri untuk membaca al-Quran seperti apa yang didengarkan dari pengajar al-Quran. Dengan membaca, kita bisa mempelajari al-Quran dengan baik.
Dan tahapan ketiga adalah menghafal. Syekh Nashrudin berpesan kepada santri agar setelah tiga tahapan tersebut dilakukan, untuk mengamalkan kandungan al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya Al-Quran yang diamalkan akan menjadi syafaat atau penolong bagi pengamalnya.
“Maka, kunci ketiga yaitu menghafal harus kita amalkan,” jelasnya.
Setelah menyampaikan materi, Syekh Nashrudin kemudian melafalkan huruf hijaiyyah secara baik dan benar sesuai dengan kaidah. Dan sesudah itu, dia meminta peserta secara bergantian membaca beberapa ayat dan dia pun menyimak sembari membenarkan bacaan yang keliru. (*)
Penulis Dadang Prabowo. Editor Ichwan Arif.