PWMU.CO – 17 karakter berkemajuan KH Ahmad Dahlan disampaikan Prof Dr H Biyanto dalam kegiatan Baitul Arqam yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik Jawa Timur, Jumat (1/3/2024).
Dalam kegiatan yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik, Prof Bi sapaan akrabnya mengatakan termasyhur sebagai organisasi yang berkemajuan, faktanya Muhammadiyah memiliki akar ghirah tersebut sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
“Nilai berkemajuan Muhammadiyah sudah menjadi karakter yang mendarah daging. Pasalnya dalam Statute Muhammadiyah tahun 1912 yang mencantumkan frasa memajukan yaitu, memajoekan hal igama kepada anggauta-anggautanya,” katanya.
Dia juga mengutip pernyataan dari Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir (2011) dan Abd Mu’ti (2023) bahwa Kyai Dahlan seringkali mengungkapkan pentingnya ide berkemajuan.
Pesan Kyai Dahlan berpesan yang menasihatkan pentingnya berkemajuan. “Dadio kyai sing kemajuan lan ojo kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah” (Jadilah kyai yang berkemajuan dan jangan pernah lelah bekerja untuk Muhammadiyah).”
Artinya ikhtiar memajukan Muhammadiyah harus terus berkelanjutan, tidak ada habisnya. Dalam kerja tersebut juga harus diawali dengan pemikiran yang berkemajuan agar membawa perubahan yang strategis dan bermanfaat bagi umat.
Karakter Berkemajuan Ala Kyai Dahlan seperti yang dilansir di Abd Mu’ti, 2021.
- Ningrat tapi merakyat
- Kritis tapi konstruktif
- Kaya dan bersahaja
- Alim namun tidak ekstrem
- Teguh tapi tidak angkuh
- Arab tapi tidak kearab-araban
- Guru tetapi tidak menggurui
- Taat tetapi tidak radikal
- Berani namun rendah hati
- Puritan tapi inklusif
- Priyayi tapi melayani
- Hartawan dan dermawan
- Kiai namun tidak semuci
- Elit tapi tidak elitis
- Jawa Tetapi tidak kejawen
- Terbuka namun tidak liberal
- Bersahabat tetapi tidak menjilat
Selanjutnya Biyanto memaknai satu per satu karakter berkemajuan itu. Pada beberapa karakter dia menegaskan, kritis tapi konstruktif.
“Kader diharapkan mewujudkan karakter tersebut dalam ber-Muhammadiyah. Sehingga kritis saja tidak cukup tetapi konstruktif, alias kritis untuk membangun,” jelasnya.
Kyai Dahlan juga seorang priyayi tetapi melayani. Membaur dan saling menolong, meski beliau seorang priyayi. Serta terbuka namun tidak liberal. Mengikuti perkembangan jaman yang dinamis dengan sikap bijaksana.
“Karakter Berkemajuan sejatinya sudah mengakar di Muhammadiyah. Karena Kyai Dahlan sejak mendirikan Muhammadiyah sudah bersama dengan karakter itu,” tutur Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini. (*)
Penulis Fatma Hajar Islamiyah. Editor Ichwan Arif.