PWMU.CO – Pemuda Muhammadiyah dambaan ibu-ibu Muslimat NU ini punya kisah dua kali membaca basmalah saat mengimami shalat.
Gunardi El-Banjary, si Pemuda Muhammadiyah itu. Ustadz Gunardi, sapaannya, mengisahkannya pada acaraKonsolidasi Dai Muda Muhammadiyah Kota Kediri, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kota Kediri, Sabtu (9/3/2024).
Kepala SD Negeri Balowerti 2 Kota Kediri ini sehari-hari aktif sebagai imam beberapa masjid di Kota Kediri. Pada bulan Ramadhan, jadwalnya penuh. Gunardi selalu berkeliling masjid untuk memimpin shalat wajib maupun sunah Tarawih.
Bahkan pernah suatu ketika, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Kediri ini memimpin shalat Tarawih di Masjid Auliya Setono Gedong Kota Kediri. Masjid itu terkenal sebagai masjidnya warga Nahdliyin.
Gunardi memang banyak mengisi jadwal di masjid Muhammadiyah Kota Kediri dan sekitarnya. Meski demikian, Gunardi terbiasa bergaul dengan lapisan masyarakat apa pun. Bahkan pendiri Ahmad Dahlan (Ahda) Gambus ini menjadi langganan keyboardist di acara ibu-ibu Muslimat. Alhasil, ada seloroh ia Pemuda Muhammadiyah dambaan ibu-ibu Muslimat NU.
Dua Kali Basmalah
Dengan mayoritas jamaah Nahdliyin, kata Gunardi, imam harus bisa menghormati perbedaan fikih perihal membaca basmallah secara jahr (keras) atau sirr (pelan). Gunardi lantas berupaya membaca basmalah dengan jahr agar jamaah tidak mengira dirinya tak membaca basmalah.
Rakaat pertama aman. Setelah membaca basmalah, Gunardi melanjutkan membaca hingga al-Fatihah, bahkan membaca ayat suci al-Quran. Gunardi lalu rukuk, iktidal, dan sujud.
Ia pun bangkit dari sujud untuk memulai rakaat kedua. Memasuki rakaat kedua inilah insiden terjadi. Karena sudah terbiasa membaca dengan sirr, tak pelak kebiasaan itu pun terbawa, yaitu membaca basmalah dengan sedikit berbisik.
Tak ayal, Gunardi ingat bagaimana mestinya membaca basmalah di depan jamaah Nahdliyin. “Eh, harus jahr!” ujarnya dalam hati.
Gunardi pun mengulang lagi membaca basmalah dengan jahr dan mantap, “Bismillahirrahmanirrahim.”
Gun lalu melanjutkan ceritanya dengan santai, “Jangan khawatir para makmum, imam Muhammadiyah itu bukan saja tidak membaca basmalah tapi malah dua kali bacanya.” Peserta konsolidasi pun langsung gerr-gerran mendengar ceritanya.
“Yang kami takuti dan tidak berani hanya menambah istri lagi. Insyaallah tidak dua, cukup satu saja,” kelakar Gunardi. Sontak, hadirin tambah gerr-gerran mendengar cerita itu.
Peserta lanjut makin semangat karena rencananya Majelis Tabligh PDM Kota Kediri akan mengadakan Forum Dai Muda Muhammadiyah (Formuda) Kota Kediri. Kapan pelaksanaannya? Akan menjadi kejutan karena sedang mereka persiapkan semaksimal mungkin. (*)
Penulis Nico Perlambang Agung Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni