PWMU.CO – Bukber Masjid Al Falah Jalen Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi hari pertama pada Senin (11/3/2024) menyiapkan 100 porsi nasi soto ayam.
Azan Maghrib berkumandang di Pusat Dakwah Muhammadiyah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jalen pada pukul 17.40 WIB, tepatnya di Masjid Al Falah Jalen. Ini pertanda saatnya buka puasa bersama (bukber).
Semua jamaah segera membatalkan puasanya dengan makanan minuman ringan (mamiri) berupa air mineral, buah dan gorengan. Kemudian dilanjutkan dengan shalat magrib berjamaah.
Usai shalat magrib, jamaah menuju halaman samping depan Masjid Al Falah Jalen untuk bersama-sama makan berat. “Lebih dari 100 piring kami sediakan untuk buka dihari pertama dengan menu soto ayam. Untuk hari berikutnya nanti akan kami sesuaikan,” ungkap Ketua Pimpinan Ranting Aisyiyah Jalen Indariyani.
Setiap Ramadhan selama satu bulan penuh Masjid Al Falah Jalen menyediakan makanan untuk takjil dan berbuka. Semua menu disiapkan oleh ibu-ibu Aisyiyah Ranting Jalen. Kegiatan ini isyaallah sudah berjalan selama 7 tahun,” lanjut Iin – sapaan akrabnya.
Biaya Bukber Ditanggung Donatur
Sementara itu Ketua Takmir Masjid Al Falah Jalen H. Nawachid menceritakan, sekitar tujuh atau delapan tahun silam yang saat itu masih bernama Ranting Jalen (sekarang PRM) dalam acara rapat bulanan ranting ada rasa keprihatinan. Terutama terkait dengan kondisi shalat magrib khususnya di bulan Ramadhan.
“Jumlah jamaahnya hanya sekitar 5 atau 10 orang. Dari situlah kemudian muncul ide untuk menyediakan takjil agar masyarakat bisa melaksakan shalat magrib berjamaah,” jelasnya.
Shalat lima waktu lainnya, lanjutnya, berjalan normal. Dan alhamdulillah ternyata cukup efektif. Shalat magrib berjamaah di bulan ramadhan berjalan sesuai harapan.
“Seiring dengan berjalannya waktu, di tahun ke-4 (2018) sampai Ramadhan 1445 H ini ada seorang donatur (hamba Allah) yang menanggung seluruh biaya takjil dan mamirat berbuka, selama sebulan penuh,” paparnya.
Sebelumnya pendanaan diambil dari kas ranting dan urunan beberapa donatur. “Saat ini untuk memenuhi kebutuhan mamiri mamirat berbuka puasa berapa pun nilainya akan ditanggung hamba Allah tersebut. Dan yang lebih diutamakan adalah shalat jamaah magribnya. Semoga Allah membalas berlipat ganda,” ungkapnya. (*)
Penulis Abdul Muntholib. Editor Sugiran.