PWMU.CO – Suka Duka ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMP Muhammadiyah 1 (Spemutu) Gresik Aisyah Qothrunnada berlebaran di daerah bencana Pulau Baweaan.
Aisyah Qothrunnada tidak menyangka sebelumnya jika dia dan keluarga nya merayakan hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah di daerah rawan bencana akibat dampak gempa Bawean yang terjadi pada hari Jumat 22 Maret 2024 silam.
Siswi kelas VIII C ini berlebaran bersama keluarga orangtua laki-laki yang bertempat tinggal di Desa Kepu Teluk Dusun Bengkoloar Kecamatan Tambak Gresik Jawa Timur, Rabu (10/4/2024).
Kepada kontributor PWMU.CO melalui sambungan WhatsApp, dia menceritakan perjalanannya menuju ke pulau Bawean.
“Saya dan empat orang keluarga termasuk ayah saya berangkat ke Bawean melalui Pelabuhan Paciran Lamongan menggunakan Kapal Motor Penyebrangan (KMP) Gili Iyang pada Senin malam (8/4/2024),” katanya.
Dia menuturkan, kami menggunakan pelabuhan Paciran karena Pelabuhan Gresik kota masih di gunakan untuk mobilisasi Logistik bantuan gempa Bawean. Dan alhamdulillah didukung kondisi ombak laut Jawa yang bersahabat, beserta keluarga sampai di Pulau Bawean Selasa pagi (9/4/2024) dengan selamat.
“Sampai di rumah kakek nenek suasana haru menyelimuti seluruh keluarga, syukur Alhamdulillah saya ucapkan, karena keluarga kakek nenek saya dalam keadaan sehat Walafiat tanpa kurang apapun dan terhindar dari dampak bencana gempa Bawean kemarin,” imbuhnya
Sebenarnya, lanjutnya, ketika terjadi gempa, ayah sudah berniat untuk pergi ke Bawean, namun oleh kakek nenek disarankan untuk pulang ketika libur lebaran saja sekalian bersama keluarga.
Menurutnya suasana lebaran Idul Fitri di Bawean mengasyikan namun agak sepi dari tahun-tahun sebelumnya karena orang Bawean yang merantau di Gresik dan yang di Malaysia masih belum berani pulang karena takut masih ada gempa susulan.
Kemudian selanjutnya Arun menceritakan selama beberapa hari tinggal di Bawean. Kondisi terakhir di sana ketika berkeliling desa tempat tinggal keluarganya masih ada beberapa warga tidur di tenda yang dibangun di depan rumah mereka, kemungkinan besar warga masih takut apabila tinggal di rumah terjadi gempa lanjutan.
Ketika melaksanakan Shalat Idul Fitri pun pelaksanaannya dilaksanakan di lapangan desa depan rumah kakek neneknya tinggal
“Harapan saya agar warga Bawean segera bangkit dan beraktivitas kembali seperti semula meskipun sampai ini hampir setiap hari saya merasakan getaran gempa masih terasa walau tidak sehebat yang terjadi di awal kejadian,” katanya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang sudah membantu warga Bawean yang terdampak dalam membangun kembali rumah warga serta membangun kembali fasilitas ibadah, fasilitas kesehatan dan fasilitas umum pendukung lainnya termasuk rumah kakek nenek saya yang retak akibat goncangan gempa kemarin.
“Bantuan korban bencana alam akibat gempa Alhamdulillah juga sudah tersalurkan sesuai dengan kebutuhan warga,” kata siswa yang juga tercatat sebagai anggota Palang Merah Remaja (PMR) Spemutu ini
Sebagai informasi, Aisyah Qothrunnada sampai berita ini diterbitkan, masih berada di Pulau Bawean menikmati libur panjang lebaran bersama keluarga dan berencana akan kembali ke Gresik pada Rabu (17/4/2024). (*)
Penulis Bening Satria Prawita Diharja. Editor Ichwan Arif.