PWMU.CO – Menyusutnya suplai garam di pasaran beberapa waktu lalu, menginspirasi murid-murid SMP Muhammadiyah 11 Dupak Bangunsari Surabaya menggelar pelatihan dan lomba membuat garam, Sabtu, (19/8/2017).
Pelatihan dimulai dengan pengambilan air laut di beberapa pantai Surabaya, Senin (14/8/2017). Air laut yang disimpan dalam botol kemudian diolah dengan menggunakan dua metode sederhana. Pertama, dijemur di bawah terik matahari hingga kering menyisakan kristal garam. Kedua, air laut direbus.
Pelatihan ini dibimbing oleh Uswatun Khasanah, lulusan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Usai pelatihan murid dibagi beberapa tim untuk mengolah air laut menjadi garam.
Guru pembimbing, Uswatun Khasanah, menjelaskan, praktik membuat garam ternyata tidak mudah. ”Beberapa kali percobaan lewat metode menjemur dan merebus ada kendala. Tapi murid-murid tidak putus asa,” ujarnya.
Setelah mengulang lagi, akhirnya kristal-kristal garam muncul ketika air laut mulai mengering saat penjemuran tiga hari. Lebih mudah membuat garam dengan metode merebus air laut. Setiap tim yang mengikuti lomba mendapatkan sisa garam saat penguapan air laut berakhir lewat pemanasan kompor.
Cahyo Ramadhan, salah satu murid, mengatakan, pelatihan ini memberi ketrampilan terapan kepada siswa tentang proses pembuatan garam. Krisis garam telah memberi mereka ilmu. ”Kami berharap krisis garam dapat diselesaikan pemerintah sehingga tidak merugikan masyarakat dan petani garam,” katanya. ”Jika krisis terus berlangsung menjadi ironi sebab lautan kita luas, garam sulit didapat,” sambung dia.