Legowo Itu Berat Masbro! Oleh Prima Mari Kristanto
PWMU.CO – Pupus sudah asa Tim Nasional Sepakbola U-23 tampil di Olimpiade Paris 2024. Kesempatan terakhir di pertandingan playoff melawan Tim Nasional Guinea berakhir dengan kekalahan 0-1, Kamis (9/5/2024) malam WIB.
Kalah tipis tapi bikin seluruh pecinta sepakbola Indonesia menangis, terharu, sekaligus bangga. Menunggu kesempatan di Olimpiade berikutnya harus sabar empat tahun lagi dan sudah pasti berbeda generasi.
Empat tahun yang akan datang tidak ada Rizky Ridho, Pratama Arhan, Marcelino Ferdinand, Rafael Struick, Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, dan kawan-kawan yang usianya akan melewati 23 tahun.
Seperti kalah pemilu, baik pemilihan anggota legislatif atau presiden dan wakil presiden harus sabar menunggu lima tahun ke depan. Yang kalah suara maupun kalah dalam sidang Mahkamah Konstitusi harus legowo.
Meskipun demikian tidak ada salahnya mengkritisi jalannya permainan yang telah berlalu demi perbaikan lebih baik di masa depan.
Pertandingan playoff menuju Olimpiade Paris 2024 antara Indonesia melawan Guinea terkesan diselenggarakan seadanya. Stadion Clairefontaine tidak menyediakan VAR untuk pertandingan tersebut. Bisa jadi tim Guinea dan Indonesia dianggap tidak penting, dianggap peserta tambahan di antara tim-tim yang sudah lolos lewat jalur prestasi atau kualifikasi.
Isu lain yang beredar yaitu dugaan manipulasi umur pada pemain Guinea. Cabang sepakbola olimpiade sebagai ajang pembinaan pada tahap kualifikasi mensyaratkan usia pemain harus di bawah 23 tahun. Tetapi begitu lolos sebagai tim peserta olimpiade diperbolehkan memainkan tiga pemain senior usia di atas 23 tahun. Isu manipulasi umur yang diduga dilakukan tim Guinea sejauh ini masih berupa rumor dan dugaan.
Kebenaran isu ini tergantung sejauh mana pihak penyelenggara Olimpiade Paris 2024 melakukan investigasi secara serius. Pun jika hasil investigasi menemukan bukti atau tidak menemukan bukti, keputusan membatalkan kemenangan tim Guinea atas tim Indonesia belum pasti bisa dilakukan.
Jika demikian maka suka tidak suka, legowo tidak legowo, seluruh pecinta tim nasional Indonesia harus legowomeskipun berat. Sebagai pelipur lara, me-review perjalanan tim Nasional U-23 di Qatar hingga Prancis bisa membesarkan harapan ke depan.
Clairefontaine Prancis Kamis 9 Mei 2024 menjadi saksi tampilnya pemain-pemain cadangan yang tidak kalah tangguh dengan tim inti. Alfeandra Dewangga, Bagas Kaffa, Kelly Sroyer bisa mengimbangi permainan Guinea.
Pengorbanan Witan Sulaiman dengan kepala diperban menjadi catatan penting dedikasi pemain lokal asli Indonesia di tengah ‘ancaman’ ekspansi pemain-pemain naturalisasi.
Statistik 51 persen penguasaan bola dan 312 operan tepat sasaran sungguh membanggakan, bukan untuk diragukan layaknya hasil survei pesanan.
Sepakbola memang hanya permainan, sebagaimana seluruh kehidupan dunia juga sekadar permainan dan sendau gurau belaka. Tetapi semua permainan menjadi enak dilihat dan dijalani jika sebagai sesama makhluk Tuhan memahami dan menaati aturan, etika, undang-undang, dan standar permainan yang telah disepakati bersama.
Dengan kesamaan menjunjung sikap tenggang rasa, sikap legowo menerima fakta bisa benar-benar bermakna dan berasa, bukan terpaksa. Wallahualambishawab. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni