PWMU.CO – Wakil Ketua PWM Jatim Bidang Kesejahteraan Sosial dan Pembinaan AMM, Muhammad Khoirul Abduh SAg MSi mengatakan, pesantren kini bukan pendidikan kelas dua.
Hal itu dikemukakan dalam kegiatan pelepasan santri kelas IX SMP Muhammadiyah 12 Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Ahad (19/5/2024).
Hadir dalam acara tersebut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah, Drs KH Muhammad Dawam Saleh, Sekretaris PDM Lamongan Dr Piet Hizbullah Khaidir MA, Wakil Ketua PDM Bidang Dikdasmen dan PNF Drs M Anwar MPd dan tokoh Muhammadiyah di PCM Paciran dan PRM Sendangagung.
Di hadapan kurang lebih 1000 hadirin, Abduh menegaskan bahwa pondok pesantren kini bukan pendidikan kelas dua atau pendidikan alternatif. Tetapi pesantren kini adalah lembaga pendidikan yang ideal mampu menjawab kebutuhan pendidikan kekinian.
“Pesantren bisa bersaing di kampus negeri. Dan madrasah kini tidak boleh dipahami sebagai tempat mencetak mubaligh saja tetapi alumni pesantren dan madrasah bisa jadi ahli nuklir, dokter, ahli kesehatan, ahli ekonomi, politikus, dan lain lain,” tegas pria asal kota Jombang ini.
“Anak pondok dan madrasah seperti yang terbukti di Pondok Pesantren Al-Ishlah tetap bisa baca sains dan teknologi. Saya mengatakan demikian karena anak saya alumni Ponpes Al-Ishlah 6 tahun dan kini lulus jadi dokter dengan nilai memuaskan di UIN Malang,” cerita suami Ummi Dzatin Ni’mah SAg ini.
“Kelebihan pesantren juga mampu membentuk jaringan kuat antar alumni yang menyebar dari berbagai daerah, gaya komunikasi dan muamalah santri itu khas sehingga ukhuwah sesama itu kuat,” tambahnya.
Kunjungan Abduh di SMPM 12 ini diakhiri dengan ramah tamah dengan para sesepuh PRM Sendangagung, ada KH Munir Ahmad, Drs H Yastur, Drs H Munasir dan Drs H Agus Salim Syukran MPdI.
Makan semeja dengan pengasuh Ponpes Al-Ishlah, Drs KH Muhammad Dawam Saleh, Abduh banyak mengucapkan terimakasih atas bimbingan kepada anaknya (Dzulfikri Aulia Akbar) selama di pondok hingga lulus 2017 silam.
“Karakter pesantren tertanam pada diri anaknya, dari kesederhanaannya, sopannya, dan ibadahnya benar-benar cermin keberhasilan pendidikan di Al-Ishlah,” ujarnya.
Usai makan siang, Abduh melanjutkan perjalanan pulang ke Jombang dan rencana singgah ke rumah mertuanya di Desa Sugihan Solokuro Lamongan yang tidak jauh dari Sendangagung. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Nely Izzatul