PWMU.CO – Model pembelajaran sentra di TK Asiyiyah 36 Perumahan Pongangan Indah (PPI) akan berubah menjadi pembelajaran berdiferensiasi.
Hal ini disampaikan kepala TK Rehayuni SAg pada Kegiatan Komunitas Belajar (Kombel), Penyusunan Kurikulum Tahun Ajaran 2024/2025, di Villa Puncak Resort Pacet (31/5-1/6/2024).
“Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi penyusunan kurikulum tahun ajaran 2023/2024 yang kurang maksimal, sehingga belum mencapai tujuan yang diharapkan,” terangnya.
Dengan kegiatan ini diharapkan tapel 2024/2025 lebih terkoordininasi khususnya untuk kurikulum yang diterapkan meliputi Kurikulum Merdeka, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Bilingual, serta Bahasa Jawa.
Ustadzah Yuni, sapaannya, menyampaikan terima kasih kepada keluarga di rumah yang sudah memberikan ijin untuk meninggalkan rumah guna mengikuti kegiatan Kombel ini.
“Semoga semua diberi kesehatan baik yang di rumah maupun yang di sini,” ucapnya.
Ia berharap, 12 guru saling bekerja sama, saling membantu untuk membuat kegiatan dan buku. “Monggo saling kerja sama, kalau memang ada kegiatan yang bagus bisa dirembuk, saling sharing,” ucapnya.
Sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
Koordinator Kurikulum Chusaini SPdI menjelaskan pembelajaran berdiferensiasi dan penyusunan kurikulum selama satu tahun ke depan.
“Pembelajaran berdiferensiasi ini adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,” terangnya.
Di mana, proses belajar mengajar memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan yang disukai dan kebutuhannya masing-masing.
”Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih topik yang mereka minati,” ujarnya.
Ia menyampaikan empat tema besar yang akan diangkat pada tapel 2024/2025, yakni Aku Cinta Indonesia, Aku Sayang Bumi, Imajinasiku dan Kreativitas, serta Kita Semua Bersaudara.
Lalu menjelaskan masing-masing topik dan sub topik pada masing-masing tema yang ada.
Pada salah tema Aku Sayang Bumi, terdapat topik Ku Jaga Lingkungan sub topik yang Mitigasi Bencana. “Tujuannya mengenalkan kepada siswa tentang berbagai macam bencana yang terjadi di bumi,” ucapnya.
Edukasi mitigasi bencana bagi anak usia dini sangat diperlukan, supaya mereka dapat memahami pengetahuan jenis bencana dan bagaimana penanggulangannya secara dini.
“Sehingga nantinya dapat meminimalisir resiko yang terjadi,” ujarnya.
Dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi anak lebih kreatif, mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab untuk menentukan pilihannya. “Dan untuk guru, bisa memahami karakteristik masing-masing peserta didik,” ucap ustadzah Chus, panggilannya.
Setelah penjelasannya, masing-masing tim yang sudah terbentuk menyusun program dan materi pelajaran. Semangat! (*)
Penulis Anik Mas’ud Editor Mohammad Nurfatoni