PWMU.CO – Guru SD Mudabo, Dini Faizatunniam terpilih untuk mengikuti Pelatihan Peningkatan Pendamping Literasi Perpustakaan Sekolah/Madrasah di Movenpick Hotel Surabaya City pada Selasa, (28/5/2024).
Selain guru dari SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro (SD Mudabo), ada juga 6 pustakawan dari Bojonegoro yang mengikuti kegiatan tersebut. Mereka adalah Sulis Rohmawati (MI Annafia), Purwa Saputra (MTs Abu Darrin), Tri Hartatik, SE (MTs Islahiyah), Heni Purwati (SMPN Model Terpadu), Dina Yuli Indrawati (MTs SA Darul Istiqomah), dan Subhan Effendi SPdI (MI Islamiyah Jatigede).
Kegiatan Peningkatan Pendamping Literasi Perpustakaan Sekolah/Madrasah ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Jawa Timur.
Acara tersebut diikuti oleh 100 peserta secara luring dari seluruh Jawa Timur dan 789 secara daring yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan ini dibuka oleh Plt Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi, Drs Supriyanto MSi sekaligus memberikan pengarahan mengenai Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah/Madrasah.
Dalam pidatonya, Supriyanto menyampaikan perihal keprihatinannya terhadap tingkat literasi negara Indonesia yang memiliki skor rendah sejak tahun 2000 hingga 2022.
“Pada tahun 2018 Indonesia berada pada tingkat ke-6 terbawah sedangkan pada tahun 2022 Indonesia berada pada tingkat ke-11 terbawah,” katanya.
Oleh karena itu, imbuhnya, pustakawan dan perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam meningkatkan kegemaran membaca siswanya.
“Dalam mencapai tujuan itu, perpustakaan harus menjadi sumber utama literasi baca bagi guru dan siswa, pustakawan juga dapat berkolaborasi dengan guru selama proses pembelajaran,” ujarnya.
Konsep Perpustakaan yang Ideal
Dia menjelaskan, merujuk pada amanat UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan dikatakan bahwa setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi strandar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.
“Sementara perpustakaan dengan Standar Nasional Perpustakaan sendiri ialah yang memiliki 6 komponen utama dan 3 komponen pendukung,” ungkapnya.
Enam komponen utama Standar Nasional Perpustakaan yang harus dimiliki setiap perpustakaan sekolah ialah pendirian perpustakaan, pengelolaan perpustakaan yang memiliki visi dan misi yang terstruktur dan memiliki program kerja.
“Lalu koleksi perpustakaan yang memiliki jumlah yang seimbang dengan jumlah penggunanya dengan perbandingan 1 siswa 2 judul buku, selain itu jenis koleksi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya,” jelas Supriyanto.
Menurutnya, koleksi perpustakaan ini harus diimbangi dengan sarana dan prasarana perpustakaan meliputi gedung yang terpisah dengan ruangan lain, perabot, peralatan dan perlengkapan yang menunjang.
“Pelayanan perpustakaan juga menjadi komponen utama, dibantu dengan tenaga peprustakaan yang sesuai kualifikasi dan professional,” lanjutnya.
Selain 6 komponen utama, terdapat 3 komponen pendukung sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan yakni adanya inovasi dan kreativitas yang terus dilakukan untuk menarik minat siswa.
“Terdapat pula indeks Pembangunan literasi masyarakat, dan tingkat kegemaran membaca,” imbuhnya.
Dalam kegiatan ini, pengarahan dan materi juga dilakukan selama 3 hari ke depan, sampai hari Kamis (30/5/2024) dengan narasumber yang sudah ahli di bidangnya. (*)
Penulis Dini Faizatunni’am Editor Nely Izzatul