Banyak Jamaah Calon Haji Tersesat, Mayoritas Lansia; Liputan Kontributor PWMU.CO Mustain Masdar dari Tanah Suci
PWMU.CO – Sampai hari ke-21 kedatangan Jamaah Calon Haji (JCH) Indonesia di Tanah Suci, JCH ‘tersesat’ masih tetap kita jumpai. Hal ini terlihat dari para petugas haji dengan rompi hitamnya menuntun mereka, kemudian sibuk dengan HP-nya untuk mengoontak ke petugas yang lain. Demikian kabar jamaah tersesat menyebar di grup-grup WhatsApp Karom dan kelompok-kelompok bimbingan.
Kata ‘tersesat’ digunakan secara umum untuk menyebut JCH sekadar salah kamar maupun salah lantai. Salah kamar ini menjadi persoalan karena tiba-tiba masuk kamar orang lain. Pemilik kamar kaget, JCH yang salah masuk juga kaget plus bingung.
Dua kesalahan kecil ini bisa saling terkait juga bisa berdiri sendiri-sendiri. Artinya, ketika salah lantai, dipastikan bisa salah kamar, tetapi ketika salah kamar belum tentu salah lantai.
Kemudian salah nomor bus ‘Shalawat’ yang mengangkut jamaah pergi pulang dari hotel ke Masjid al-Haram dan sebaliknya, juga termasuk salah hotel. Yang relatif parah salah pintu keluar dari masjid, ikut arus tiba-tiba sampai di terminal yang bukan terminal tempat jamaah naik turun bus yang dimaksud.
Meski mayoritas JCH yang mengalami ‘tersesat’ jalan usia lanjut (lansia), tidak menutup kemungkinan yang berusia setengah baya ke bawah pun juga mengalami hal-hal di atas.
Sekadar mengambil contoh lansia tersesat jalan. Misalnya yang dialami oleh Mincar Umi Kalsum JCH Kloter PDG 3 asal Padang Sumatera Barat. Dia tertinggal dari rombongannya dan kesasar sampai di terminal Ajyad. Dalam pengakuannya kepada Syaifuddin Zuhri, petugas haji asal Tuban yang menemukan Mbah Mincar ini mengaku berusia 83 tahun, asal Padang, tidak membawa HP dan keluarganya ada di hotel.
Diketahui dari aplikasi Haji Pintar, pemilik nomor paspor E5207011 ini tinggal di Hotel Manar Al Masher, Maktab 24 daerah Syisyah. Daerah ini jika mau ke Masjid al-Haram maka rute bus shalawatnya berhenti di terminal Syib Amir.
Maka oleh Mas Huri, panggilan petugas haji ini, Mbah Mincar kemudian diantar dan dioper ke petugas haji lain asal Yogyakarta yang kebetulan satu daerah. InsyaaAllah nanti kalau sudah di terminal Syib Amir akan ketemu jamaah sesama Padang dan bisa membawanya kembali ke hotel tempat Mbah Mincar tinggal.
Sementara itu PWMU.CO juga punya pengalaman tentang JCH kesasar ini. Tepatnya Ahad (2/6/24), bubaran shalat Subuh, seperti biasanya bersama teman satu kamar berjalan santai, tiba-tiba dari belakang ada suara, “Pak mau keluar ya? saya ikut!”
“Lho, ibu (berdua) dari mana?”
“Saya dari Merauke, saya terpisah dari rombongan.”
Ketika ditanya hotelnya, jawabannya hanya lupa. Yang diingat hanya nomor bus, yakni nomor 3 warna orange. Setelah melewat WC 3 dan sampai di bawah jalan layang, perempuan perantauan dari Makasar dan Kebumen ini berkata, “Sepertinya tadi tidak lewat sini.”
Kami berempat berhenti, kemudian kita lihat ID card-nya, seharusnya dia menuju ke terminal Syib Amir. Sambil dibantu JCH muda dari Surabaya dengan membuka Google Map, kita arahkan kembali menuju WC 3, ambil arah kanan, masuk pintu arah lokasi sai dan keluar di bagian Marwah, atau ibu ikuti titik-titik di Google Map ini.
“Bismillah, semangat ibu, insyallah lancar, ketemu terminalnya dan sampai di hotelnya,” pesan terakhir sata kepada keduanya. Sambil tersenyum, dia ucapkan terima kasih. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni