PWMU.CO – Tari cucuk lampah ditampilkan empat penari cilik pada acara pelepasan siswa kelas VI SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo (SD Muhida), Sabtu (1/6/2024) di Auditorium KH AR Fachruddin Smamda Sidoarjo.
Tari cucuk lampah merupakan salah satu tradisi Jawa yang mengesankan dan sarat makna. Dalam bahasa Jawa, ‘cucuk’ berarti pemimpin pasukan, sementara ‘lampah’ berarti berjalan. Sehingga, cucuk lampah adalah pemimpin dari pasukan yang berjalan di barisan terdepan.
Empat penari cilik Muhida yakni Alifah Rumaysha Az-Zahra (kelas 2 Umar), Raisa Mutia Azzahra (kelas 2 Ali), Belva Khanza Athiyya Putri (kelas 2 Hamzah) dan Kyandra Anindya Prasetya (kelas 2 Umar) menampilkan tari cucuk lampah ini dengan memukau. Mereka tampak gembira dan selalu tersenyum saat menari. Hal ini ditunjang juga dengan kostum Srikandi.
Pembina ekstrakulikuler tari, An Nisa Rokhmatania Purwa Bangsa menjelaskan, kostum srikandi dipilih karena srikandi adalah salah satu tokoh pewayangan Jawa yang merupakan simbol kecantikan baik wajah maupun sikapnya.
“Meski cantik, Srikandi merupakan perempuan yg pemberani serta pintar. Itu yang ingin kami tunjukkan dari karakter para penari cucuk lampah kali ini,” jelasnya.
Nissa juga memaparkan, tarian cucuk lampah ini bertujuan untuk menjemput tamu undangan. “Kalau zaman dulu itu tarian cucuk lampah untuk acara adat maupun penjemputan pengantin Jawa. Sementara kalau sekarang bisa difungsikan untuk acara resmi seperti wisuda,” ungkapnya.
Menurutnya, empat peserta yang ditampilkan, diambil dari hasil seleksi ektrakulikuler tari yang ada di SD Muhida. Selama dua pekan, mereka mendapatkan latihan intens di sekolah setelah jam pelajaran di sekolah berakhir.
Selain tarian cucuk lampah sebagai pengiring kirab pimpinan sekolah. Sie acara juga menampilkan beberapa talent siswa untuk meyemarakkan pelapasan siswa kelas VI seperti karawitan, perkusi, paduan suara, musik kolaborasi, tari gemah ripah loh jinawi.
Pada tahun 2024 ini, SD Muhida meluluskan sebanyak 203 siswa. Acara dihadiri oleh perwakilan wali siswa, Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Sidoarjo, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Sidoarjo, dan Kepala Sekolah AUM di lingkungan Kecamatan Sidoarjo. (*)
Penulis Muhammad Mauludy Falaakhy Editor Nely Izzatul