PWMU.CO – Taufiqur Rohman Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi berhasil menerbitkan buku biografi tokoh lokal Muhammadiyah yang berjudul “R Abu Said Slamet Mengabdi Sepanjang Hayat”. Buku tersebut diresmikan pada Ahad (9/6/2024).
Taufiq menjelaskan bahwa buku “R Abu Said Slamet Mengabdi Sepanjang Hayat” merupakan realisasi dari salah satu program MPID Banyuwangi untuk menerbitkan buku tokoh lokal Muhammadiyah Banyuwangi. Sebagai Ketua MPID Taufiq berharap buku ini dapat menginspirasi para pembaca khususnya warga Muhammadiyah yang istiqomah dalam mengabdi di persyarikatan.
“Buku ini menceritakan perjalanan hidup tokoh R Abu Said sejak lahir hingga akhir hayat,” ujar pria alumnus Pascasarjana Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) tersebut.
Rupanya Taufiq telah lama menggeluti dunia tulis menulis, hal tersebut dibuktikan dengan diterbitkannya buku biografi R Abu Said yang menjadi karya ke-9 yang telah ia tulis.
Menurut Taufiq, buku yang diterbitkan PT Telaga Ilmu Indocamp setebal 120 halaman tersebut terdiri dari 7 episode. Pada episode pertama buku ini menceritakan tanah kelahiran R Abu Said Slamet. Meskipun lahir di Banyuwangi, namun ia memiliki darah keluarga keraton Ngayogyakarta.
Kedua, masa pendidikan, baik formal maupun nonformal. Mulai dari Sekolah Rendah (SR) sampai Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Muhammadiyah Jatirejo Banyuwangi termasuk juga masa pendidikannya di pondok pesantren Mambaul Hoiriijatil Islamijah (MHI) Bangsalsari Jember.
Ketiga, masa pengabdian, baik di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) atau di sekolah. Seperti di MI Muhammadiyah Srono, SMP Muhammadiyah 8 Pandan, dan SMP Muhammadiyah 1 Genteng. Diceritakan juga pengabdiannya kepada negara, khususnya pada masa pemilu, serta pergaulan sosial lainnya.
Sementara di episode keempat, buku ini membahas bagaimana membangun keluarga sakinah. Kelima, tentang kiprah di persyarikatan, kiprah yang dimaksud adalah kiprah R Abu Said sebagai Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kepundungan yang mengemban amanah sampai ajal menjemput.
Keenam, menceritaka teman-teman seperjuangan R Abu Said, dan episode terakhir atau ketujuh adalah membahas pulangnya R Abu Said ke Rahmatullah.
Menurut Taufiq, kesulitan terberat saat menulis buku biografi ini adalah ketika ia mengumpulkan data terkait masa kecil almarhum.
“Saya menggali informasi dari kakak R Abu Said Slamet yang bernama Khadijah, hal itu sangat membantu saya dalam menyelesaikan naskah buku ini,” terangnya lagi.
Ia menambahkan, di buku ini juga terdapat beberapa testimoni dari sahabat R Abu Said Slamet. Salah satunya merupakan testimoni dari Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PDM Banyuwangi, Abdul Mun’im SH periode 2006-2010. Dalam testimoni tersebut menyebutkan bahwa almarhum adalah sahabat sekaligus saudara seperjuangan dalam berjuang di persyarikatan Muhammadiyah.
“Orangnya memiliki jiwa yang ikhlas, tanpa pamrih. Ia juga teguh pendirian. Tak suka mengeluh dan selalu bisa menjaga hubungan baik dengan teman-temannya,” ungkap Ketua PDM Banyuwangi.
Penulis: Ghulam Bana Islama dan Taufiq.
Editor : Uswah Sahal