Wijdan Razefi Alhawwari, siswa berprestasi Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran lolos masuk Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya jalur SNBT. (Wahidul Qohar/ PWMU.CO)
PWMU.CO — Wijdan Razefi Alhawwari, salah satu siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran, berhasil Lolos Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jum’at (14/6/24)
Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa usaha dan doa tidak pernah sia-sia, meskipun penuh bisikan akan keraguan dan ketidakpastian.
Dalam wawancara eksklusif, siswa yang akrab dengan sapaan Razef itu menyampaikan kepada PWMU.CO pengalamannya dalam menghadapi proses seleksi. “Kalau persiapan tesnya sebenarnya menurut saya tidak tergolong lama ya, karena pada awalnya saya lebih fokus menyiapkan di jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) yang pada akhirnya ternyata tidak lolos” ujar Razef.
Kendati demikian, ia mengaku sempat kerepotan pada SNBT. “Jadinya untuk Seleksi Nasional Berbasis Tes saya agak kerepotan karena harus mengejar materi” jelasnya.
Waktu Terbatas hingga Banyaknya Materi
Ketika persiapan SNBT, Razef merasa waktu sangat terbatas dan materi yang harus dipelajari begitu banyak. Namun, bantuan beasiswa dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menjadi penyelamat baginya.
Selepas mengikuti ujian, Razef merasa pesimis dengan hasil yang akan ia dapatkan. “Jujur, setelah keluar dari ruangan tes saya sudah merasa menjadi orang yang gagal, mengingat persiapan saya juga yang tergolong singkat dibanding teman-teman pada umumnya” ungkapnya dengan jujur.
Selama lebih dari sebulan menunggu pengumuman, perasaan pesimis itu terus menghantui dirinya. Ia bahkan merasa tidak akan lolos di pilihan pertama atau kedua, meskipun masih ada sedikit harapan pada pilihan ketiga.
Lolos SNBT D4 Teknologi Rekayasa Otomasi ITS
Saat hari pengumuman tiba, Razef bersama ibunya melihat hasil seleksi di layar laptop. “Ketika pengumuman, saya lihat bersama ibu dan Alhamdulillah di layar laptop pertama kali yang saya lihat adalah barcode dengan tulisan selamat” kenangnya dengan penuh rasa syukur.
Meskipun diterima di pilihan ketiga, yaitu Teknologi Rekayasa Otomasi D4, Razef tetap merasa sangat bersyukur. Ia menjelaskan alasannya memilih jurusan Teknologi Rekayasa Otomasi D4.
“walaupun bukan pilihan utama ya, di pilihan ketiga ini saya mengambil teknologi rekayasa otomasi D4. Karena masih harus mengikuti aturan SNBT, harus ada pilihan diploma” ujarnya.
Sebenarnya dia tertarik mengambil Teknik Informatika atau Elektro. Tapi karena secara aturan harus diploma, jadi Razef harus ambil versi diplomanya, yaitu teknologi rekayasa otomasi.
Rasa syukur dan lega akhirnya dapat mengiringi perjalanan Razef . “Alhamdulillah sangat bersyukur dan bisa sedikit lega akhirnya masih diberi kesempatan untuk belajar lagi,” ujarnya dengan senyum.
Dalam kesempatan wawancara tersebut, Razef juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya. “Saya begitu berterima kasih kepada orang tua, keluarga, para guru, teman-teman dan setiap orang yang berkontribusi sekecil apapun untuk menemani langkah perjuangan saya. Semoga kebaikan mereka akan dibalas oleh Allah dengan yang lebih baik” ucap Razef.
Sementara itu, Kepala MA Muhammadiyah 1 Paciran Purwanto SPd menyampaikan selamat atas lolosnya Razef di ITS. Lebih lanjut, ia berharap agar kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak siswa lainnya bahwa kerja keras, doa, dan dukungan dari lingkungan sekitar bisa mengatasi segala keterbatasan.
“Sekali lagi Selamat. Semoga Razef dapat terus berprestasi dan menggapai cita-citanya di ITS, serta membawa kebanggaan bagi Mamsaka dan semua orang yang telah mendukungnya” harap Purwanto.
Penulis Wahidul Qohar, Editor Danar Trivasya Fikri