Renungan Menyambut Tahun Baru Hijriyah: Oleh Alfain Jalaluddin Ramadlan (Penulis buku Secercah CahayaMu dan Mencari Kemuliaan Bulan Ramadlan)
PWMU.CO – Di mana pun kita berada, Alhamdulillah wa syukurillah ala kulli ni’mah. Segala yang kita jalani dalam kehidupan, dari pergantian siang dan malam, hari ke hari, pekan ke pekan, bulan ke bulan, hingga tahun ke tahun, semuanya mengantarkan kita pada momen baru. Dengan izin Allah, saat ini kita telah memasuki awal bulan Al-Muharram 1446 Hijriyah.
Setiap orang yang sampai pada titik ini tentu telah mengalami berbagai peristiwa dalam hidupnya, melintasi beragam era.
Pertanyaan terbesar yang harus kita renungkan adalah, dari semua waktu yang telah Allah berikan kepada kita hingga detik ini, apakah kita sudah melakukan hal-hal yang memiliki nilai kebaikan di sisi Allah Swt?
Kita semua yakin bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara dan bukan abadi. Kita akan kembali kepada Sang Pencipta, Allah Swt.
Bila di dunia ini saja kita berjuang keras untuk mendapatkan bekal agar hidup nyaman dan sejahtera, maka bagaimana dengan persiapan kita untuk kehidupan yang abadi?
Banyak orang berusaha keras, bahkan hingga melakukan tindakan yang tidak pantas hanya untuk meraih kenikmatan sesaat yang sifatnya sementara. Namun, kenikmatan dunia yang didapatkan dengan cara yang tidak baik, seperti hasil korupsi, dan hal yang negatif. Maka tidak akan memberikan kebahagiaan sejati.
Dalam Islam, untuk mendapatkan yang sementara saja, kita dituntut untuk sungguh-sungguh dan serius. Maka, bagaimana dengan persiapan kita untuk kembali ke tempat yang abadi, menghadap kepada Allah Swt yang akan mengevaluasi seluruh kegiatan kita di muka bumi?
Penting bagi kita untuk selalu merenungkan dan mengevaluasi perjalanan hidup kita. Dalam bahasa agama, ini disebut sebagai muhasabah, evaluasi diri. Allah Swt telah menjadikan beberapa waktu tertentu yang dapat kita gunakan untuk mengevaluasi diri, membenahi kembali nilai-nilai kehormatan kita di hadapan-Nya.
Dalam agama, sesuatu yang diharamkan bukan sekadar untuk mencegah, tetapi lebih kepada menjaga kehormatan kita. Misalnya, mengapa mencuri, korupsi, dan menipu itu haram? Karena tindakan tersebut meruntuhkan kehormatan kita, bukan hanya di hadapan Allah Swt tetapi juga di hadapan manusia.
Allah memiliki sifat Rahman dan Rahim, sangat sayang kepada hamba-Nya dan mengasihi makhluk-Nya. Allah selalu ingin menjaga kita dalam kebaikan. Jika kita pernah salah, kita harus mengembalikan diri kita kepada jalan yang baik, menjaga kehormatan kita hingga kita pulang menghadap Allah Swt.
Hijrah dan Bulan Muharram
Hijrah yang sejati bukan sekadar berpindah tempat, tetapi berpindah dari kondisi yang tidak baik menjadi kondisi yang lebih baik. Al-Muharram, bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah, tidak hanya sekadar nama bulan, tetapi memberikan pesan mendalam untuk kita. Ini adalah waktu untuk merenungkan, mengevaluasi diri, dan memulai kembali dengan niat yang baik.
Allah SWT berfirman dalam QS. at-Taubah (9): 36
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.”
Jadi jumlah bulan dalam setahun adalah 12 bulan, di antaranya ada empat bulan yang mulia. Di bulan-bulan tersebut, kita harus menjaga diri dari perbuatan zalim dan maksiat. Ini adalah waktu yang tepat untuk merenungkan diri, meningkatkan iman, dan mencari bekal untuk menghadap Allah Swt.
Oleh karena itu, mari kita isi tahun baru ini dengan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Saling mendoakan, saling mendukung dalam kebaikan, dan membangun bangsa dengan niat ibadah.
Jangan lupa dalam setiap sujud kita, berdoalah untuk kebebasan umat Islam di seluruh dunia, kemerdekaan Palestina, dan ketentraman di muka bumi. Semoga Allah mengabulkan doa-doa kita. Aamiin (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan