PWMU.CO – “Perlu diketahui bahwa pendidikan menengah pertama dengan menengah atas itu ada perbedaan. Ada nilai kedewasaan yang harus ditingkatkan.”
Demikian disampaikan M. Zainul Arifin, Kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) saat menjadi pembina upaca pembukaan forum ta’aruf dan orientasi siswa (Fortasi) Smamda di halaman Sport Center, Senin (15/7/2024).
“Jadi kalian tidak seperti anak SMP. Sekarang sudah harus berpikiran lebih maju ke depan. Harus memiliki target pencapaian setelah lulus sekolah nanti,” ujarnya.
“Saat Fortasi harus dimanfaatkan dengan baik. Hari pertama menyiapkan diri untuk mencoba menganalisis seluruh hal tentang Smamda. Smamda memiliki pendidikan karakter Islami. Pendidikan karakter Islami contohnya seperti kebiasaan shalat berjama’ah yang dilaksanakan bersama-sama sesuai waktu yang sudah ditentukan oleh sekolah,” lanjut Zainul.
“Upaya kedua harus berprestasi akademik. Mencoba mengikuti semua yang disampaikan di kelas maupun di luar kelas. “Ikuti semua yang disampaikan oleh kakak kelas atau pimpinan sekolah. Juga dari guru ataupun karyawan. Semua yang mendukung prestasi akademik diikuti,” tambahnya.
Zainul juga menekankan para siswa agar berupaya menyiapkan prestasi non akademik. Dalam Fortasi ini akan ada bazaar esktrakurikuler di hari ketiga. Setelah itu berlanjut dengan demo ekskul di hari keempat, dan pertunjukan tiap ekstrakurikuler.
“Kalian harus memilih ekstra kurikuler apa yang akan diikuti. Baik yang wajib maupun pilihan,” tegas Zainul.
“Semua perlu menyiapkan diri, mengikuti aturan yang disampaikan oleh kakak-kakak IPM, supaya Fortasi menghasilkan hal yang baik. Jadi beda saat SMP dengan SMA adalah kedisiplinan harus nomor satu. Dari kata Smamda ada satu kata modern. Modern Itu disiplin, harus on time, harus tepat waktu,” pungkas Zainul.
Atraksi Repling
Upacara pembukaan Fortasi Smamda juga diwarnai atraksi repling -terjun- dari rooftop sport center. Tiga ketua Organisasi Otonom Muhammadiyah (Ortom) di Smamda melakukan repling bersama, membentang spanduk bertuliskan Fortasi 2024.
“Ini tradisi di Smamda. Ketua Ortom melakukan repling bersama,” terang Daviqa Sukmawati.
Perempuan yang menjadi pembina Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Smamda ini menegaskan bahwa repling menjadi sarana mengenalkan Ortom Smamda. Selain IPM ada ketua kepanduan Hizbul Wathan (HW), dan Perguruan Seni Bela Diri Tapak Suci Putra Muhammadiyah (TS). “IPM, HW, dan TS merupakan organisasi wajib bagi siswa Smamda,” tegasnya.
Selain kegiatan repling, pembukaan Fortasi Smamda juga dimeriahkan dengan tanda tangan replika buku. Kepala Smamda, master of training, dan peserta menandatangani replika buku. “Replika buku ini dibuat oleh IPM, sedang tatakannya dibuat HW,” pungkas Bunda Viqa. (*)
Penulis Ernam Editor Wildan Nanda Rahmatullah