PWMU.CO- Peran Aisyiyah dalam meluruskan kehidupan para anak didik di lembaga pemasyarakatan wanita sudah berjalan lama. Aisyiyah telah membina para penghuni lapas, mulai membaca Alquran, aqidah akhlak, fiqih wanita dan berbagai macam doa.
Demikian disampaikan oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita, Anis Joeliati kepada PWMU.CO usai evaluasi pembelajaran anak didik lapas, di rumah Makan Padang Sederhana Jl Letjen Sutoyo no 2 kota Malang, Jumat (15/9)
Dari sejarahnya, berbagai kegiatan pembinaan keagamaan di Lapas Wanita itu dipelopori oleh tokoh Aisyiyah Klojen, Chusnul Laila Arcono. “Pertama kali dilakukan pada tahun 1980-an, kegiatan ini berlangsung hingga saat ini,” jelas Anis.
(Baca juga: Penghargaan Kemenkumham untuk Tajdied Center dalam Membina Penghuni Lapas Anak)
Anis Joeliati mengatakan bahwa upaya ibu-ibu Aisyiyah dalam mencerdaskan dan menyadarkan anak didik sangat luar biasa. “Dan itu berimbas juga pada semua petugas lapas, yang secara otomatis mendapat ilmunya juga.”
“Saat memberi pembinaan pada anak didik secara tidak langsung para petugas lapas juga ikut mendengar. Jadi semua dapat ilmunya,“ ujar Anis.
Seiring dengan semakin penuhnya penghuni lapas, yang dari seharusnya hanya 164, tapi diisi 547, menjadikan pembelajaran harus ditingkatkan. Salah satunya, mulai tahun ini pembinaan semakin ditingkatkan bersama pondok pesantren An Nisa yang diinisiasi Gus Wahid.
(Baca juga: Bantu Kasus Hukum Warga Tidak Mampu, Aisyiyah Kota Malang Teken MoU dengan Kemenkum HAM)
“Alhamdulillah dengan adanya ponpes An nisa yang didalamnya ada Aisyiyah, Kemenag, dan NU, maka pembinaan di lapas semakin baik. Kami berharap para penhuni lapas bisa mengaplikasikan setiap ilmu yang didapat dari para asatidz,“ jelas Anis.
Dan salah satu persyaratan untuk bebas adalah anak – anak harus bisa memahami agama dan bisa memoraktekannya serta tidak mengulangi lagi perbuatan dosa yang pernah dilakukan “makanya sebelum keluar lapas alias bebas anak-anak kami tes dulu “ ujar Anis. (Uzlifah)