Rokhmat Widodo, Kader Muhamamdiyah dan Pengamat Timur Tengah
PWMU.CO – Serangan Iran terhadap Israel ditunggu banyak kalangan. Ada Sebagian yang menuding Iran dan Israel hanya bersandiwara dengan mengaitkan banyak Yahudi di negeri Para Mullah itu. Ada yang mengutip buku berjudul “Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Israel karya Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi”, ada juga buku berjudul “Persekutuan Israel, Iran, dan Amerika Serikat: Hubungan Rahasia Tiga Negara di Balik Huru Hara Timur Tengah” karya Trita Parsi. Kedua buku tersebut hanya cocokologi dan tidak berdasarkan kajian politik Timur Tengah secara mendalam.
Iran sangat cerdik dalam melawan Israel. Negeri Persia itu tidak akan menyerang secara langsung negara zionis. Iran menggunakan strategi proksi dalam menyerang Iran. Proksi dalam konteks militer dan geopolitik merujuk pada pihak ketiga atau kelompok yang berperang atau bertindak atas nama negara lain. Ini memungkinkan negara yang lebih lemah untuk tetap berperang melawan kekuatan yang lebih besar tanpa harus berkonfrontasi secara langsung, mengurangi risiko dan biaya yang terkait.
Strategi proksi yang diterapkan oleh Iran dalam menghadapi Israel tidak hanya mencerminkan kepentingan nasionalnya tetapi juga berbicara tentang dinamika kekuasaan yang lebih luas di wilayah tersebut. Dengan memanfaatkan berbagai kelompok bersenjata dan organisasi non-negara, Iran berusaha memperluas pengaruhnya dan menantang dominasi Israel serta sekutu-sekutunya, terutama Amerika Serikat.
Proksi yang digunakan oleh Iran mencakup berbagai kelompok, termasuk Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, dan berbagai milisi di Irak dan Suriah. Melalui dukungan finansial, pelatihan, dan pasokan senjata, Iran tidak hanya memperkuat posisi kelompok-kelompok ini, tetapi juga menciptakan jaringan kompleks yang dapat digunakan untuk mempertahankan kepentingan Iran di kawasan tersebut. Fenomena ini menunjukkan bagaimana Iran menggunakan taktik yang lebih halus dan tidak langsung untuk melawan Israel, alih-alih terlibat dalam konfrontasi militer langsung yang dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut.
Perlu dicatat bahwa strategi proksi ini telah terbukti efektif dalam beberapa hal. Misalnya, Hizbullah telah menjadi salah satu kekuatan militer utama di Lebanon dan sering kali berfungsi sebagai alat untuk melawan serangan Israel.
Begitu juga, dalam beberapa tahun terakhir, serangan roket dari Gaza menunjukkan bahwa Hamas, yang mendapat dukungan dari Iran, telah meningkatkan kemampuannya untuk mengancam Israel. Ini adalah indikasi jelas bahwa strategi proksi Iran telah menciptakan tantangan yang signifikan bagi keamanan nasional Israel.
Iran telah membantu proksi-proksinya dengan teknologi persenjataan, termasuk pengembangan roket dan drone yang lebih canggih. Teknologi ini memungkinkan serangan terhadap Israel dengan jarak yang lebih jauh dan akurasi yang lebih tinggi.
Iran juga terlibat dalam operasi siber dan propaganda melawan Israel. Melalui serangan siber, Iran berusaha mengganggu infrastruktur kritis di Israel. Di sisi lain, operasi informasi digunakan untuk mempengaruhi opini publik dan melemahkan posisi Israel di mata dunia internasional.
Iran memanfaatkan ketegangan di wilayah-wilayah yang mengalami konflik atau ketidakstabilan untuk memperluas pengaruhnya. Di Irak, Yaman, dan tempat-tempat lain di mana ada kelompok Syiah yang bersimpati dengan Iran, mereka digunakan untuk mengganggu kepentingan Israel dan sekutunya.
Dengan menggunakan taktik proksi ini, Iran berusaha mempertahankan tekanan konstan terhadap Israel tanpa memicu perang konvensional besar yang bisa berisiko tinggi bagi kedua belah pihak.
Respon Israel
Israel memiliki berbagai strategi dan respons terhadap taktik proksi Iran, yang mencakup tindakan militer, diplomatik, intelijen, dan siber diantaranya: pertama, kampanye perang di Antara Perang. Israel telah melakukan serangkaian serangan udara terhadap sasaran-sasaran yang terkait dengan Iran di Suriah, Lebanon, dan Irak. Kampanye ini bertujuan untuk mencegah Iran dan kelompok proksi seperti Hezbollah membangun infrastruktur militer yang mengancam Israel, termasuk pengiriman senjata canggih seperti roket dan drone.
Kedua, Operasi Rahasia. Israel, melalui agen-agen intelijen seperti Mossad, terlibat dalam operasi rahasia untuk mengganggu program senjata Iran, termasuk serangan terhadap ilmuwan nuklir Iran dan fasilitas militer yang diduga terkait dengan pengembangan senjata nuklir.
Ketiga, Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow Systems. Israel telah mengembangkan sistem pertahanan rudal berlapis yang canggih untuk melindungi negaranya dari serangan roket dan rudal yang diluncurkan oleh kelompok proksi Iran, seperti Hezbollah dan Hamas. Sistem ini mampu mencegat rudal jarak pendek, menengah, dan jarak jauh.
Konsekuensi Geopolitik
Perang proksi ini memengaruhi aliansi global dan hubungan antara negara-negara besar. Amerika Serikat secara konsisten mendukung Israel dan berupaya menekan Iran melalui sanksi ekonomi dan tekanan diplomatik. Sebaliknya, Iran mendapatkan dukungan dari sekutu seperti Rusia dan China, yang mempengaruhi dinamika geopolitik dan menciptakan ketegangan dalam hubungan internasional.
Konflik ini juga memicu perlombaan senjata di Timur Tengah, dengan negara-negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab meningkatkan belanja militer mereka untuk menghadapi ancaman Iran dan sekutunya. Perlombaan senjata ini dapat meningkatkan risiko konflik dan ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan tersebut.
Editor Teguh Imami