PWMU.CO – SD Mutu Tops Dukun gelar Outing Class bertajuk “Aku Ingin Menjadi Pemadam Kebakaran”. Kali ini SD Mutu Tops Dukun berkunjung ke Pos Pemandam Kebakaran (PMK) Wilayah Kerja Dukun. Kegiatan ini terealisasi Kamis (22/8/ 2024).
Tugas PMK Sangat Mulia
Acara dibuka oleh Kepala SD Mutu Tops Dukun, Zakiyatul Faikhah SPd mengucapkan syukur alhamdulilah karena di bulan Agustus ini banyak sekali program yang terlaksana sesuai dengan jadwal dan berjalan dengan lancar.
Dalam program berkunjung ke Damkar wilayah Dukun ini, dia menyampaikan kepada anak-anak bahwa profesi Damkar sangatlah mulia. Karena bukan hanya berkutat pada pemadaman kebakaran semata, namun juga penanganan bencana alam, penyelamatan korban, serta penanganan bahan berbahaya dan beracun.
Para petugas Damkar dituntut untuk memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kesiapan yang mumpuni dalam menghadapi berbagai situasi darurat. Di akhir pidatonya, Ita bertanya kepada semua siswa, “Siapa yang bercita-cita sebagai petugas Damkar?” Di luar dugaan, hampir seperempat dari jumlah siswa mengangkat tangannya.
Selanjutnya materi tentang PMK dijelaskan oleh Didik S. dan rekan tim Damkar. Dia menyampaikan bahwa ada 4 pos pemadam yg berlokasi di Kabupaten Gresik salah satunya Damkar wilker Dukun ini.
Untuk membuka interaksi dengan anak-anak, dia bertanya “sudah tau nomornya pak Damkar?” Kemudian ada celetuk anak-anak menyebutkan, “999 pak”.
Ada yang malah menyebut nomor hp orang tuanya. Sontak teman-teman yang lain tertawa terbahak-bahak. Kemudian Didik memberitahukan call center dan cara untuk menghubunginya.
Selanjutnya dia bertanya, “apa saja tugas Damkar?” Anak-anak dengan serentak menjawab menangkap ular, kucing diatas pohon, kerbau masuk parit dan lainnya. Didik pun turut menambahkan evakuasi korban kebakaran dan sarang tawon.
Di akhir kata pengantarnya, Didik berpesan agar anak-anak giat dalam belajar agar tercapai cita-citanya dan anak-anak bisa meneruskan perjuangannya untuk menjadi Damkar.
Kemudian dia bertanya, “kenapa ingin menjadi Damkar?”
“Karena ingin menolong orang,” jawab seorang anak.
Didik juga menjelaskan bahwa bekerja selama 24 jam yang terbagi menjadi 4 grup. Kemudian dia menyebut personil Damkar yang lain di antaranya Joko, Siswantoro, Dzulkifli dan Mufid. Dia juga menyebutkan dalam sebulan ini ada 7 kali kebakaran dan evakuasi hewan 5 kali yang mereka tangani. Selain itu, dia menghimbau untuk tidak main kembang api karena dapat menyebabkan terjadinya kebakaran.
Sementara Siswantoro menjelaskan perihal apa saja alat yang digunakan dalam memadamkan api. Setelah itu dia menguji nalar kritis anak-anak dengan bertanya, “jika di jalan anak-anak bersama orang tua kalian naik sepeda motor kemudian ada mobil polisi, ambulans dan mobil pemadam, tindakan apa yang kamu lakukan? manakah yang didahulukan?”
Lantas beberapa anak menjawab pemadam sebagian lain jawab polisi dan sisanya ambulans. Setelah itu dia menjelaskan menurut UU yang didahulukan adalah mobil pemadam karena harus menyelamatkan orang yang entah berapa jumlahnya.
“Kemudian mobil ambulans yang membawa pasien dan polisi,” ujarnya.
Siswantoro kemudian memberikan pertanyaan yang kedua, “kenapa api bisa muncul?”
Anak-anak pun menjawab konsleting listrik, kompor gas dan sebagainya. Kemudian dia menjelaskan bahwa api muncul karena 3 unsur yaitu api, bahan dan udara. Kalau dari salah satu hilang tidak akan muncul api.
Selain itu sembari menjelaskan mengenai peralatan ,dia meminta 4 orang guru memakai atribut PMK dan 6 anak dari masing-masing kelas untuk melakukan stimulasi pemadaman api ringan. Selesai melakukan simulasi anak-anak makan bekal kemudian ditutup dengan bermain air. (*)
Penulis Mohammad Hasbi Amirudin Editor Wildan Nanda Rahmatullah