Oleh Saiful Bahri
PWMU.CO – Demokrasi merupakan sebuah prinsip dasar yang menjadi landasan terhadap megara Indonesia, dalam prinsip demokrasi kekuasaan tertinggi dalam negara berpusat pada tangan rakyat.
Namun secara pandang fakta hal tersebut sangat bertolak belakang dengan kondisi yang sekarang, sebenarnya kalau bicara soal kemerosotan nilai-nilai demokrasi tidak hanya kita temukan di era sekarang melainkan sedari dulu sudah ada penyimpangan-penyimpangan kekuasaan oleh elit-elit pemerintah, seperti yang sudah kita ketahui bersama, sebuah peristiwa ketimpangan demokrasi pada masa orde baru.
Yang mana pada masa orde baru yang dipimpin oleh soeharto sebagai presiden banyak praktik penyimpangan kekuasaan dalam negara Indonesia, yang sangat dampak pada era Soeharto adalah kepemimpinan yang sangat otoriter.
Dengan pola kepemimpinan yang sedemikian berdampak pada bidang kesejahteraan rakyat, sebab hal tersebut sangat membatasi rakyat dalam menyampaikan aspirasi sebagai langkah mengkritik kewenangan yang sangat tidak sesuai dengan konsep negara demokrasi.
Sehingga pada tahun 1998, seluruh elemen masyarakat Indonesia melakukan aksi terkait tindak kasus sistem kepemimpinan masa orde baru, dan bertepatan pada tanggal 21 mei 1998 soeharto berhasil dilengserkan dari tahta kekuasaannya.
Pasca lengsernya presiden Soeharto, kondisi negara mengalami iklim perubahan demokrasi secara normal. Namun hal itu tidak berumur lama, selang dari masa tersebut kondisi negara kembali mengalami ketimpangan demokrasi sampai sekarang.
Sejarah tentang iklim perubahan prinsip demokrasi dari masa ke masa di negara Indonesia menjadi dinamika politik yang sangat mencengangkan, sebab penuh dengan lika-liku di dalamnya, mulai dari penyelewangan kekuasaan hingga praktik perubahan aturan-aturan yang kurang relevan dengan nilai undang-undang.
Hal ini terkesan ada peristiwa pengobrak abrikan negara, seakan-akan negara indinesia merupakan miniatur kecil yang dengan semaunya dirubah-rubah, padahal pada secara pandang teori ilmu negara.
“Negara adalah sebuah organisasi kekuasaan yang mengatur hubungan antar individu dalam suatu wilayah, negara merupakan kumpulan individu yang berada di bawah pemeritahan yang sama.”
Dengan adanya paparan teori tersbut, dapat kita pahami bersama bahwa sesungguhnya negara merupakan sebuah sesuatu yang sangat luar biasa, dan dengan negara para rakyat merasakan kesejahteraan dan keamanan.
Namun jika melihat kondisi yang sekarang, kesejahteraan rakyat masih terpenjara. Akankah negara Indonesia sedemikian, bukankah tujuan terbentuknya negara memang menjamin kesejahteraan bagi ratyatnya.
Sejarah dan Pesan Bung Karno Terhadap Negara Indonesia
Kalau kita ingat dan merenungi sebuah keinginan oleh sang bapak proklamator kita bapak soerkarno, beliau dalam buku yang berjudul “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat” telah menyampaikan bahwa sebenarnya dia menginginkan negara Indonesia menjadi negara yang besar dan dikenal oleh seluruh negara yang ada di dunia. Supaya kita dilihat sebagai bangsa yang tidak bodoh.
Dalam langkah memperkenalkan negara Indonesia ke dunia, dia penuh dengan perjuangan, beliau melakukan perlawatan ke berbagai negara, beliau juga berharap agar anak cucu bangsanya dapat menjaga keutuhan negara dan keutuhan demokrasi yang sudah menjadi marwah dalam negara Indonesia.
Lantas bagaimana perasaan Soekarno beserta seluruh pahlawan terdahulu, tentu sangatlah menangis melihat kondisi negaranya.
Kita sebagai pemuda dan pemudi harus menyusun strategi dan menanamkan nilai-nilai patriotik dalam diri kita, guna menjaga terhadap keutuhan kemerdekaan negara Indonesia. Sebab kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan penuh pengorbanan, bahkan tetesan darah yang menjadi saksi suci terhadap kemuliaan perjuangan para pahlawan kita.
Ketika melihat kondisi negara indonesia yang sekarang, sangat teringat juga terhadap kalimat bapak proklamator kita, yaitu “perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Dari kalimat tersebut menjadi daya ingat bagi kita bahwa sesungguhnya negara Indonesia memang berada dalam lingkar jurang kekritisan nilai-nilai demokrasi. (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah