PWMU.CO – MI Muhammadiyah 08 Kandangsemangkon Paciran Lamongan laksanakan Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin (P2RA) tema gaya hidup berkelanjutan.
MIM 08 Kandangsemangkon kali ini mengusung tema “Ecoprint, Leaves for Life (Ecoprint, Daun untuk Kehidupan)” dan dilaksanakan Kamis (5/9/2024).
Program P5P2RA di bulan September ini dilaksanakan secara klasikal (bersama) mulai kelas 1 sampai kelas 6, dan masing-masing kelas dibentuk kelompok.
Kelas 1 empat kelompok, kelas 2 dua kelompok, kelas 3 dua kelompok, kelas 4 empat kelompok, kelas 5 tiga kelompok, dan kelas 6 dua kelompok.
Bahan-bahan ada yang disiapkan oleh madrasah, dan ada yang disiapkan oleh siswa.
Bahan yang disiapkan oleh madrasah antara lain kain, palu, air cuka, campuran air tawas, pipa, dan panci untuk mengukus. Sedangkan bahan yang disiapkan siswa adalah daun-daunan dan tali.
Pengorganisasian pada P5P2RA kali ini setiap kelas ada koordinator yaitu wali kelas masing-masing dan guru P5P2RA di kelasnya masing-masing.
Kegiatan P5P2RA ini peserta didik diajak mengenal dan bagaimana cara membuat ecoprint.
Menurut Wakil Kepala Urusan Kurikulum MI Muhammadiyah 08, Hamdan SAg, P5P2RA pada kurikulum merdeka atau kurikulum nasional ini adalah sesuatu yang dapat dikatakan baru.
Di tahun ajaran 2024-2025 ini, sudah diterapkan implementasi kurikulum merdeka secara menyeluruh.
“Madrasah kami untuk kelas 1 dan 4 mengimplementasikan kurikulum merdeka sejak tahun ajaran 2022-2023. Sedangkan kelas 2 dan 5 pada tahun ajaran 2023-2024. Untuk kelas 3 dan 6, penerapannya pada tahun ajaran 2024-2025 ini,” ujarnya.
Kepala MIM 08 Kandangsemangkon, Afnan Nafi’ SPd menyampaikan, “beberapa guru kami beberapa waktu lalu mengikuti pelatihan ecoprint. Maka pada P5P2RA awal tahun ajaran 2024-2025 ini sudah dijadwal oleh PKM Kurikulum agar mengusung tema Ecoprint Leaves for Life”.
Target kegiatan ini adalah siswa bisa mengetahui dan mempraktikkan cara membatik dengan ecoprint, serta mengetahui pencetakan menggunakan bahan-bahan organik untuk menghasilkan pola pada kain. Ini karena teknik tersebut lebih ramah lingkungan dibanding percetakan konvensional yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya.
Fatmawati dan Muthmainnah, guru MI Muhammadiyah 08 yang sudah pernah mengikuti pelatihan ecoprint merasa sangat tertantang dan sangat senang karena mereka dapat mengaplikasikan hasil dari pelatihan yang selama ini diikuti.
“Bagi anak-anak, ecoprint adalah hal baru dalam menggambar atau melukis. Karena yang biasanya menggambar atau melukis menggunakan kertas, krayon, cat air. Tapi ecoprint menggunakan bahan bahan organik,” terang Fatmawati.
Muthmainnah menjelaskan dan mencontohkan pada siswa ecoprint yang mereka praktikkan adalah teknik pounding. Palu dipukulkan pada daun yang telah diletakan di atas kain yang ditutup dengan plastik untuk mengekstrak pigmen warna
Para siswa kemudian mempraktikkan sebagaimana penjelasan dari Muthmainnah bersama dengan guru dan wali kelasnya masing-masing. Mereka tampak sangat antusias mengikuti kegiatan ini. (*)
Penulis M Mahmud Editor Wildan Nanda Rahmatullah