Prof Dr Haedar Nashir MSi (tiga dari kanan), Ketua Takmir Masjid MGSI (empat dari kanan), dan Dr dr Sukadiono (tiga dari kiri) dalam peresmian Masjid MGSI pada Sabtu (7/9/2024). (Danar Trivasya Fikri/PWMU.CO).
PWMU.CO – Prof Dr Haedar Nashir MSi hadir dalam peresmian pengembangan Masjid Muhammadiyah Gunungsari Indah (MGSI) Surabaya, Sabtu (7/9/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut hadir bersama Ketua PWM Jawa Timur Dr dr Sukadiono, dan sekretaris PWM Jawa Timur Prof Biyanto.
Kemudian turut hadir perwakilan PDM Kota Surabaya, PCM Karangpilang, Kapolsek karang pilang, Danramil Karang Pilang, hingga Ketua takmir pertama Masjid Gunungsari Indah Surabaya, Drs Agus Suwondo.
Sekilas Masjid MGSI
Masjid Gunungsari Indah Surabaya merupakan Masjid Muhammadiyah pertama di kompleks perumahan Gunungsari Indah. Masjid yang berada di perumahan Gunungsari Indah blok W12-W15 itu telah berdiri selama 33 tahun sejak 1991.
Kemudian, Masjid ini juga sempat mengalami pengembangan tahap 1 pada 1995. Hingga pada Sabtu (1/1/2022 ) lalu, Masjid ini mengalami peletakan batu pertama pengembangan tahap 1 oleh Prof Thohir Luth. Dan peresmian pengembangan tahap 2 pada Sabtu (7/9/2024) oleh Prof Dr Haedar Nashir MSi.
Lebih lanjut, selama ini MGSI tergolong sebagai masjid yang progresif seiring beragamnya kegiatan di sana. Antara lain Kajian bada shubuh tiap Sabtu dan Ahad, kelas Qiroatul Quran, kelas Tahfidzul Quran, kelas muadzin, serta kelas/TPQ braille.
Selain itu, MGSI juga turut mendorong pengembangan bidang ekonomi dan sosial di kawasan GSI. Pada bidang ekonomi, Masjid ini memiliki WMART dan WCAFE. Adapun pada bidang sosial, terdapat MGSI senior care hingga perawatan jenazah.
Tidak hanya itu, MGSI juga terkenal memiliki Muslimat yang aktif. Beberapa program yang terlaksana oleh Ibu-ibu MGSI yaitu Jum’at barokah, kelas Tarjim, santunan dhuafa, hingga santunan untuk panti asuhan.
Selain itu, Masjid ini juga memberikan ruang bagi pelajar/anak muda dengan hadirnya IPM atau Ikatan Pelajar Muhammadiyah MGSI. Juga Nasyiatul Aisyiyah, Tapak suci dan Pemuda Muhammadiyah.
Jaga kemakmuran dan Ideologi
Acara dimulai pada 13.45 WIB. Membuka acara tersebut, MGSI menghadirkan 3 santri Rumah Braille Masjid MGSI Surabaya untuk membacakan ayat suci al-Quran.
Sambutan pertama tersampaikan oleh Ketua takmir MGSI, Hidayat Fatoroni. “Meskipun masjid kami kecil, namun kami memiliki impian yang besar. Dan Alhamdulillah Allah mengijabahi doa-doa kami” ujar ketua takmir MGSI 2012-2027 itu.
Ia juga menuturkan bahwa dulunya jamaah melaksanakan sholat tarawih door to door alias dari rumah ke rumah. Namun Alhamdulillah, kemudian ada beberapa jamaah yang menginfakkan rumahnya untuk menjadi masjid.
Lebih lanjut, ia juga menuturkan bahwa selama pandemi covid-19 pun, MGSI mendapatkan berkah yang luar biasa. “Selama 3 tahun terakhir, Alhamdulillah mendapat dana 4.5 miliar, yang mana 80 persen berasal dari swadaya masyarakat” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono menerangkan bahwa membangun masjid mungkin hal yang mudah. “Namun memakmurkan masjid memerlukan konsistensi, ghiroh” ujarnya.
Selanjutnya, ia juga berujar bahwa dari masjid lah, proses melakukan pengkaderan persyarikatan bermula. Dengan sebagian nanti akan memberikan kontribusi bagi PRM, PCM, dan seterusnya.
“Semoga masjid yang telah dibangun ini dapat terjaga kemakmurannya” harapnya.
Tidak lupa, ia juga berpesan bahwa karena membawa embel-embel Masjid Muhammadiyah, maka ideologi Muhammadiyah harus jadi landasan utama dalam mengembangkan masjid. “Ideologi Muhammadiyah itu landasannya al-Quran dan as-Sunnah” terangnya.
Di sisi lain, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam tausiyah berharap agar Masjid MGSI ini dapat menjadi masjid yang menjadi dasar taqwa. “Insya’ Allah ini akan menjadi masjid yang sebagaimana digambarkan dalam al-Quran ussisa ala taqwa, menjadi dasar taqwa orang-orang mukmin” terangnya.
Tidak lupa, ia juga menuturkan bahwa Masjid adalah satu dari banyak pilar untuk menyampaikan risalah Islam. “Selain masjid, ada banyak institusi/lembaga mewujudkan risalah Islam. Pesantren, rumah sakit, pelayanan sosial, lembaga-lembaga ekonomi, bahkan Muhammadiyah sekarang membangun hotel” ujarnya.
“Selain tafaquh fid din, Masjid juga perlu mengembangkan kegiatan-kegiatan sosial ekonomi” ucap Haedar.
Penulis Danar Trivasya Fikri Editor Azrohal Hasan