PWMU.CO – Bekal hidup akhir zaman menjadi topik diulas oleh Ustadz Alfin Shahih, pendiri dan pengasuh Griya Tilawah Malang. Topik tersebut disampaikan dalam pengajian Ahad Pagi Masjid At-Taqwa Kota Batu (8/9/2024).
Di awal kajiannya, Ustadz Alfin menyampaikan bahwa pembahasan tentang kiamat dalam Al-Qur’an sangat melimpah, misalnya terdapat dalam surah Al-Waqiah, Al-Ghasiyah, Al-Qariah, dan Al-Haqqah. Ketika ada banyak informasi tentang kiamat dari Rasulullah, seharusnya menjadikan perhatian untuk umat manusia sebab hal itu pasti penting.
Dalam QS Al-A’raf: 187, Allah telah memperingatkan manusia: Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.
Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Meskipun kita tidak tahu kapan pastinya kiamat terjadi, tapi Allah Swt memberikan tanda-tandanya sebagai isyarat agar kita senantiasa berhati-hati. Kita adalah umat akhir zaman sebab kita umat dari nabi penutup, yaitu Muhammad. Sebagai umat akhir zaman, kita harus memahami posisi kita. Posisi kita saat ini sangat dekat dengan kiamat.
“Bahkan sejak diutusnya Rasulullah Muhammad, sejak itu pula sesungguhnya kiamat telah dekat. Yang pasti, kita yang hidup di masa kini, tentu kian mendekat pada kiamat. Maka, kita akan menjumpai dan merasakan hal-hal yang terkait dengan terjadinya kiamat,” jelas Ustadz Alfin.
Selanjutnya, Ustadz Alfin menjelaskan tentang fenomena akhir zaman ditandai dengan tipuan skala besar. Tipuan itu antara lain: 1) tipuan mata uang kertas. Nilai mata uang semakin tahun turun. Jumlahnya terlihat besar, tetapi sesungguhnya kecil. Nilai mata uang yang tidak menipu adalah emas.
2) pamer kekayaan (flexing). Fenomena flexing sudah ada sejak dulu, namun semakin ramai sejak meluasnya media sosial. Flexing bisa diartikan sebagai tindakan memamerkan kekayaan atau gaya hidup mewah. Hal itu menyebabkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin terasa. 3) penguasa yang merampas harta kekayaan rakyat. 4) muncul anak-anak durhaka.
5) merebaknya pembunuhan. Dalam salah satu hadis tentang tanda-tanda kiamat, Rasulullah bersabda: Waktu akan berdekatan, pengamalan ilmu sedikit, kekikiran merebak, fitnah merajalela, dan pembunuhan (al-haraj) makin marak. Para sahabat bertanya, “Apakah al-Haraj itu, wahai Rasulullah?” Nabi Muhammad menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.” (Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah)
Untuk menghadapi fenomena tipuan besar di akhir zaman, muslim harus: 1) memperkuat keimanan. 2) Membangun komunitas shalih. 3) Mengendalikan diri untuk tidak mengekspose aktivitas di Medsos.
4) Selalu bekerja dengan memegang aspek kejujuran dan etos kerja positif. 5) Orang tua harus mendidik anak dengan baik, yang bisa menjadi orang tua yang saleh (terutama ayah) bagi anak-anaknya. Ayah dan ibu harus bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya. 6) selalu berhati-hati dalam berkata dan bersikap/berbuat. (*)
Penulis Khoen Eka Editor Wildan Nanda Rahmatullah