PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Kalimantan Selatan bersama Tular Nalar Mafindo menyelenggarakan Akademi Digital Lansia di Aula SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin pada Ahad (8/9/2024).
Lebih dari seratus orang antusias mengikuti kegiatan yang digelar sejak pagi hingga siang hari. Sebagian besar merupakan perempuan lansia di atas 45 tahun. Peserta tersebut merupakan perwakilan dari Pimpinan Daerah Aisyiyah, Pimpinan Cabang Aisyiyah, Pimpinan Ranting Aisyiyah Banjarmasin dan Masjid Muhammadiyah.
Manajer Tular Nalar, Santi Indra Astuti menyampaikan melalui daring bahwa kegiatan yang dilakukan Tular Nalar Mafindo telah berlangsung di berbagai daerah bekerja sama dengan berbagai organisasi di Indonesia.
Ketua PWNA Kalimantan Selatan, Aziza Fitriah menyampaikan sebagaimana tema kegiatan “Ayu Balajar Sakira Kada Takaji Habar”, kegiatan ini merupakan upaya peningkatan literasi digital dengan sasaran para lansia agar bijak dan memahami jebakan-jebakan informasi yang salah (hoaks).
“Program ini adalah salah satu pustaka yang bisa dimanfaatkan dalam beragam program literasi digital untuk lansia. Dulu untuk mendapatkan berita harus beli koran, sekarang informasi sudah banjir, maka kita harus bisa memilah informasi yang benar dan salah. Kesadaran dan kemampuan berpikir kritis dalam menerima dan menyebarkan informasi lebih sehat dan positif harus diupayakan. Akademi Digital Lansia mendampingi para lansia agar berdaya dari internet,” ujar Aziza.
Diawali dengan senam bersama, selanjutnya seratus peserta dibagi menjadi 10 kelompok kecil. Setiap kelompok didampingi oleh seorang fasilitator. Diskusi dalam kelompok berlangsung antusias dan aktif. Pengalaman peserta terkait penyebaran berita hoaks maupun beragam motif penipuan melalui gawai menjadi bahan diskusi yang menarik.
Sekretaris PWNA Kalimantan Selatan yang juga koordinator kegiatan menyampaikan rasa syukur atas tercapainya target peserta serta berterima kasih pada seluruh panitia yang terlibat. Ia berharap Akademi Digital Lansia dapat memberikan informasi secara jelas dan komunikatif untuk lansia agar dapat lebih waspada dalam menerima informasi yang beredar di media sosial.
Setelah kegiatan tatap muka, selanjutnya akan dilakukan pendampingan oleh fasilitator melalui grup WhatsApp. Pendampingan ini dilakukan untuk penguatan pesan dan penerapan secara berkelanjutan.
Peserta menyebut kegiatan ini sangat bermanfaat. Samihah dari Pimpinan Daerah Aisyiyah Kalimantan Selatan mengatakan ilmu yang diterima sangat luar biasa.
“Yang awalnya kami tidak tahu informasi hoax menjadi tahu bahwa itu adalah informasi hoax, setelah dibaca akhirnya bisa mengetahui kebenaran dari informasi tersebut,” ujarnya.
Begitu pulang yang dirasakan Kepala Sekolah MA Muhammadiyah 1 Banjarmasin, Fatmawati. Menurutnya akademi ini tak ubahnya seperti sekolah yang dilaksanakan dalam waktu singkat. Hal senada juga disampaikan oleh Umi Muthiah dari Pimpinan Daerah Aisyiyah yang mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat. Ibu Hj. Rusidah sebagai lansia tertua dengan usia 79 tahun pun mengikuti kegiatan ini dengan bersemangat dan antusias sampai akhir acara.
Tentang Tular Nalar
Tular Nalar, program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis.
Pengembangannya bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini, dengan preferensi khusus untuk melibatkan first-time voters pre-lansia, dan lansia.
Tentang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan.
MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput. (*)
Penulis Rahmatya Dina Editor Wildan Nanda Rahmatullah