Ilustrasi ucapan Maulid Nabi 1446 H (Sumber: Tribun)
Ma’in – Anggota MPID PDM Lamongan. Opini ini merupakan tulisan yang diikutkan sayembara APIMU
PWMU.CO – Nabi Muhammad Saw adalah satu-satunya sosok di muka bumi ini yang hidupnya dipenuhi semua bentuk keteladanan, akhlak terpuji yang dibutuhkan oleh manusia. Kendati masa hidupnya hanya 63 tahun, dan sejak diangkat menjadi Nabi dan Rasul hingga wafat hanya sekitar 23 tahun dalam mengemban amanah dakwah Islam.
Nasab Nabi Muhammad Saw adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hisyam bin Abdi Manaf bin Qushayyi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Mu’iddu bin Adnan. Bahwa Adnan adalah anak dari Ismail as bin Ibrahim as .
Dalam hidupnya Nabi Muhammad Saw, semuanya mengandung nilai-nilai akhlak yang mulia. Kesabaran dan ketabahan Beliau atas takdir Allah yang menghendaki Beliau menjadi anak yatim saat masih berumur 2 bulan di dalam kandungan ibu tercintanya, Aminah.
Disaat berusia 4 tahun, dengan rela Nabi Muhammad Saw harus menerima dadanya dibela oleh Malaikat Jibril as lalu mengambil jantungnya kemudian dicuci. Peristiwa ini membuat ibu susunya Halimah Sa’diyah merasa takut dan mengembalikan Nabi Muhammad Saw ke pangkuan ibunya, Aminah.
Kebersamaan Nabi Muhammad Saw dengan Aminah yang hanya 2 tahun tidak membuatnya kekurangan kasih sayang terhadap sosok ibu. Kenapa hanya 2 tahun? karena disaat usia Nabi Muhammad Saw 6 tahun, Beliau diajak Aminah berziarah ke makam ayahnya Abdullah ke Negeri Yasrib. Dalam perjalanan pulang, Aminah meninggal dunia di Abwa, kota antara Mekah dan Madinah. Lalu Nabi Muhammad diajak pulang kembali ke Mekah oleh pembantunya dan diserahkan kepada kakeknya, Abdul Muthalib.
Lagi-lagi kebersamaan Nabi Muhammad Saw dengan kakeknya tidak berlangsung lama. Pada saat Nabi Muhammad SAW berusia 8 tahun, kakeknya meninggal dunia. Kemudian pamannya Abu Thalib merawat dan mengasuh Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia, dapat dipercaya, jujur hingga mendapat gelar “Al-Amin”, orang yang dapat dipercaya serta memiliki etos kerja yang tinggi.
Beliau pekerjaannya sebagai penggembala kambing Bani Sa’ad, sebelum menjadi saudagar yang sukses. Hingga di usianya ke 25 tahun Beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid dengan mahar 20 Unta. Kalau 1 Unta seharga Rp. 30.000.000, berarti mahar Nabi Muhammad SAW sebesar Rp. 600.000.000 kepada Khadijah binti Khuwailid.
Nabi Muhammad SAW orang yang paling baik akhlaknya, paling dermawan, paling lembut telapak tangannya, paling harum baunya, paling baik pergaulannya dan paling takut kepada Allah. Tidak pernah marah dan mendendam karena dirinya, melainkan Beliau marah hanya karena larangan-larangan Allah dilanggar.
Beliau adalah orang yang paling tawadu’, memenuhi kebutuhan keluarganya dan sangat dekat dengan orang-orang yang lemah dan susah. Orang yang paling pemalu, tidak pernah mencela makanan sama sekali, jika suka dimakan tetapi jika tidak suka tidak dimakan.
Beliau banyak melakukan zikir dan fikir, tidak pernah tertawa lebar, tetapi hanya tersenyum. Pernah bergurau dan tidak pernah mengatakan sesuatu kecuali perkataan yang benar. Senantiasa berlaku lemah lembut terhadap para sahabatnya, memuliakan orang-orang yang dimuliakan kaumnya. Sungguh kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW menjadi suri teladan bagi setiap manusia. Sebagaimana firman Allah SWT yang ada dalam Alquran surah al-Ahzab ayat 21, artinya “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Nabi Muhammad SAW memiliki karakter dan prinsip yang kuat, meski selama 13 tahun mendapat rintangan, hinaan, hambatan, pembunuhan karakter, bahkan kejahatan fisik sampai pada embargo di Mekah, tidak membuatnya pesimis dan berhenti untuk berdakwah. Tidak membuatnya menaruh dendam, murka kepada kaum yang mendholiminya. Dan selama 10 tahun berkuasa, Nabi Muhammad SAW tidak membalas perbuatan dholim mereka. Terbukti saat peristiwa Fathul Makkah. Itulah pendidikan akhlak yang dicontohkan Nabi Muhammad sebagai misi keRasulannya, sebagaimana hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Malik yang artinya “ Sesungguhnya hanyalah Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”.
Bersama kaum muslimin selama 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah, Nabi Muhammad SAW memberi contoh suri teladan bagaimana seharusnya menyebarluaskan syiar agama Islam. Di Jazirah Arab yang semula jahiliyah, Nabi Muhammad SAW berhasil mewujudkan Islam sebagai agama yang membangun peradaban yang utama. Dari keteladanan Nabi Muhammad SAW itu maka Islam menjadi agama peradaban yang maju dan unggul selama 5-6 abad lamanya. Itulah era kejayaan Islam, era pencerahan Islam, dan era keemasan Islam yang menyinari dunia.
Bila kita cermati dengan seksama, bahwa ajaran Islam yang kita jalankan tidak lepas dari nilai-nilai pendidikan akhlak. Misal, ajaran salat; mencegah dari perbuatan keji dan munkar, zakat; membersihkan dan menyucikan, sedekah; senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah, puasa; filter (penyaring) dari perbuatan kotor. Sebagaimana hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, artinya “Jika kalian sedang berpuasa, maka jangan berbuat kotor dan membentak, jika dimaki atau diajak berkelahi, katakanlah saya sedang berpuasa”.
Termasuk diantara pendidikan akhlak yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yakni dalam urusan bertetangga. Dalam bertetangga kita dianjurkan memberikan rasa aman, nyaman, damai, tenteram. Tidak diperbolehkan kita bersikap semena-mena, keji, ingin menang sendiri dan sebagainya. Sehingga membuat tetangga kita tidak merasa aman dan nyaman terhadap keberadaan kita. Sebagaimana sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, artinya “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, mereka bertanya, siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab, orang yang tetangganya merasa tidak aman dari keburukannya”.
Diantara sebab yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW cinta kepada umatnya dan akan berada di dekat Beliau pada hari kiamat kelak, yakni para umatnya yang paling baik akhlaknya. Hal ini dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, artinya “Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya”. Dalam hadis lain juga diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, artinya “Yang banyak memasukkan manusia ke dalam surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang baik”.
Semoga dengan pendidikan keteladanan akhlak Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan Beliau dan dari berbagai rujukan dalil baik Alquran dan Hadis Rasulullah diatas membuat kita semakin meneladani dan mencintai Rasulullah SAW.
Mengimplementasikan ilmu, amal perbuatan dan keluhuran akhlak di tengah-tengah kehidupan kita, baik sebagai individu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga momen maulid Nabi Muhammad SAW ke 1445 Hijriyah ini, memberikan spirit dan ghiroh kita semua untuk terus menggelorakan dakwah Islam yang rahmatan lil alamin.
Editor Teguh Imami