PWMU.CO – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, santri di Muhammadiyah Boarding School Porong (MBS Porong) memilih untuk mengisi waktu long weekend di bulan September dengan berbagai kegiatan bermanfaat.
Selama tiga hari, MBS Porong mengadakan kelas Aksentuasi spesial bertajuk “Mental Health ala Nabi Muhammad Saw”.
Acara yang berlangsung pada Sabtu pagi (14/9/2024) menghadirkan pemateri Septa Resistor, seorang mentor Aksentuasi MBS Porong dan konselor di Yayasan Bayt Al Fath Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai kisah Nabi Muhammad Saw dari perspektif psikologis.
Ustadz Rozaq Akbar, Kepala Pengasuhan Santri MBS Porong, menyatakan, “Kami ingin para santri memahami bagaimana Nabi Muhammad menghadapi berbagai tantangan hidup. Melalui kisah beliau, diharapkan santri dapat membangun mental yang kuat dan tangguh.”
Sebelum membahas mental health, acara dimulai dengan materi tentang self-love dalam perspektif Islam.
Ustadz Rozaq menekankan pentingnya mencintai diri sendiri yang berakar dari cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, mengutip firman Allah dalam surat Al-Imran ayat 31 sebagai pengingat akan kasih sayang yang diberikan kepada hamba-Nya.
Septa Resistor melanjutkan dengan mengajak santri merenungkan perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw, yang meski menghadapi banyak tantangan, tetap mampu menjadi sosok berpengaruh dalam sejarah.
“Beliau lahir dalam kondisi yang tidak sempurna, namun tetap mampu menjadi teladan bagi umat manusia,” ujarnya.
MBS Porong berharap melalui kegiatan ini, para santri dapat tumbuh menjadi generasi muda yang bermental sehat dan beriman, siap menghadapi tantangan hidup dengan optimisme.
Puncak dari kegiatan ini adalah saat santri diminta menulis surat kepada orang-orang tercinta, menciptakan momen emosional yang banyak di antara mereka meneteskan air mata. Surat-surat ini berisi ungkapan syukur, permintaan maaf, dan harapan, menekankan pentingnya hubungan dengan keluarga dan guru.
Ayu Dhea, seorang santri kelas XII, merasa terharu dan menyadari betapa berartinya orang tua baginya. “Saya baru menyadari betapa pentingnya mereka dan segera menghubungi ayah setelah acara,” ungkapnya.
Malam harinya, kegiatan dilanjutkan dengan Muhadharah (Public Speaking) bertema sirah Nabi Muhammad Saw. Santri dilatih untuk menyampaikan pidato tentang kehidupan Nabi, yang tidak hanya mengasah kemampuan berbicara di depan umum, tetapi juga memperdalam pemahaman mereka tentang sejarah Islam.
Pada hari Ahad, para santri mengunjungi Masjid Annur, pusat dakwah Muhammadiyah Sidoarjo, untuk mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Prof Achmad Jainuri PhD.
Dalam tausiahnya, Profesor Jainuri menjelaskan bagaimana Nabi Muhammad SAW menjadi peletak dasar peradaban Islam yang maju.
Rangkaian kegiatan diakhiri dengan pelantikan Tanfidzil Qudwah pada Senin pagi, di mana santri pilihan diberikan tanggung jawab sebagai teladan dan akan mengikuti pelatihan kepemimpinan.
Dengan serangkaian kegiatan yang padat dan bermanfaat, MBS Porong berhasil menciptakan lingkungan belajar kondusif bagi santri, tidak hanya dalam ilmu agama tetapi juga dalam keterampilan sosial dan kepemimpinan.
Penulis Rozaq Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan