PWMU.CO – Di tengah hiruk-pikuk politik menjelang Pilkada Surabaya, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Surabaya tetap kokoh memegang prinsip untuk membela kepentingan masyarakat pesisir, meski tekanan politik dari elite organisasi otonom (ortom) dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya semakin kuat.
IMM Surabaya dengan tegas menolak keterlibatan dalam politik praktis, terutama saat nama Muhammadiyah dianggap dipolitisasi untuk kepentingan tertentu.
Kekhawatiran ini muncul setelah beberapa ortom Muhammadiyah terlihat secara terang-terangan mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon Eri Cahyadi-Armuji dalam Pilkada Surabaya.
Deklarasi tersebut memancing polemik karena dianggap menggunakan nama besar Muhammadiyah untuk kepentingan politik, tindakan yang bertolak belakang dengan asas netralitas yang dijunjung tinggi oleh organisasi.
IMM Surabaya mengkritik bahwa gerakan ini tidak mewakili keseluruhan warga Muhammadiyah dan cenderung menjual nama organisasi demi kepentingan politik jangka pendek.
Situasi semakin pelik dengan adanya gala dinner yang dihadiri oleh berbagai tokoh ortom, termasuk Sekretaris dan Wakil Ketua PDM Kota Surabaya. Kehadiran mereka dianggap mempertegas kecenderungan dukungan politik terhadap salah satu calon.
Meski begitu, IMM Kota Surabaya tetap memegang teguh posisinya untuk berpihak kepada masyarakat pesisir yang sedang memperjuangkan haknya terkait penolakan proyek reklamasi Surabaya Waterfront Land.
“Kami menolak untuk terlibat dalam intrik politik elit yang hanya mengorbankan kepentingan masyarakat kecil. IMM Surabaya tetap konsisten dalam memperjuangkan nasib masyarakat pesisir yang terancam oleh proyek reklamasi, dan menolak segala bentuk politisasi di tubuh Muhammadiyah,” ujar Ramadhani Jaka Samudra Ketua PC IMM Surabaya.
IMM Surabaya menegaskan komitmennya untuk selalu mendahulukan kepentingan masyarakat kecil daripada kepentingan politik elit. Organisasi ini berupaya menjaga Muhammadiyah tetap pada jalur perjuangan yang netral dan tidak terseret dalam pusaran kepentingan yang dapat merusak nama baik dan tujuan besar Muhammadiyah sebagai gerakan sosial yang berlandaskan kepentingan umat. (*)
Penulis Amanat Solikah Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun