PWMU.CO – Mahasiswa S2 UMM, Annik Zuliyanah SPd menjadi pembina upacara Hari Kesaktian Pancasila di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 8 Takerharjo Solokuro Lamongan, Kamis (3/10/2024).
Tata upacaranya yaitu Dewi Mashita membacakan susunan upacara. M Aiga Saputra memimpin upacara. Pembina upacara menaiki mimbar. Qoshid Azzahid membawakan teks Pancasila sekaligus sebagai ajudan.
Berikutnya bendera merah putih dikibarkan oleh Febriana Eka Rahayu, Naily Itqiyana dan Pretty Helsy Zain. Pembina membacakan Pancasila diikuti seratusan peserta. Fara Auliaul Nabila membaca pembukaan UUD 1945. Cindi Auwaliya Hidayatus Sholikha membaca janji pelajar Muhammadiyah.
Selanjutnya pembina yang mengampu IPA ini menyampaikan amanat. Isinya mukadimah, kiasan dan motivasi. Pembina mengambil uang seratus ribuan dari sakunya. Uang ditawarkan kepada peserta. Mereka bersedia menerimanya.
Pembina mengucek uang itu hingga lusuh. Pembina menawarkan uang tersebut walaupun lecek. Peserta masih siap menerima. Pembina menyimpulkan. Sesuatu yang bernilai walaupun lusuh akan diperebutkan atau diterima oleh siapapun.
Pembina pun memotivasi. Jadilah murid yang berharga. Caranya perbanyak pengetahuan, asah keterampilan (hard skill, soft skill atau life skill) dan jaga diri dari api neraka. Baca tulis dapat tingkatkan pengetahuan. Berlatihlah agar piawai. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Al Mujadalah 11).
Lalu pembina memberikan penghargaan kepada siswa yang menang lomba tapak suci di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Mereka yaitu Tegar Aldy Nugroho (kelas 12), Muhammad Daffa Wahyu Fahreza (kelas 11) dan Jaisyu Rabbani (kelas 10).
Setelah itu Indi Hilyatun Ni’mah membaca doa. Upacara selesai. Muhammad Azka Abduh menjemput pembina. M Bintang Al Karim dan Muhammad Nafis Amrullah membubarkan pasukan.
Kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah 8 Takerharjo, Sri Ismanifah SE mengapresiasi petugas upacara. Khususnya kepada pembina yang kali pertama bertugas. Harapannya bapak dan ibu guru serta seluruh peserta didik mampu menjadi petugas upacara sesuai jadwal.
Sebab upacara mendidik kedisiplinan dalam barisan dan menumbuhkan patriotisme alias cinta tanah air yang merupakan bagian dari iman. (*)
Penulis Mushlihin Editor Wildan Nanda Rahmatullah