PWMU.CO – Momentum istimewa baru saja terjadi di Surabaya. Pada pukul 11.15 WIB, Rabu (11/10/17), matahari berada tepat di atas Surabaya.
Pada kondisi tersebut, seluruh bayangan akan menghilang untuk beberapa saat. Saat itulah Surabaya kehilangan bayangannya.
(BACA: SDM 24 Surabaya Launching Spirit DE BEST pada Wisuda 2)
Momentum istimewa ini dimanfaatkan mahasiswa Ahwal Al Syahsiyah FIA UMSurabaya dan siswa-siswi kelas 3-6 SD Muhammadiyah 24 Ketintang Surabaya untuk melakukan kegiatan pembelajaran kreatif berbasis fenomena alam dengan media pembelajaran Inovatif Sundial dan Tongkat Istiwa Modifikasi.
Gandhung Fajar Panjalu selaku Kaprodi AS FIA UMSurabaya menjelaskan, dalam ilmu falak, fenomena ini disebut istiwa’. “Manfaat mengetahui fenomena ini adalah untuk mengukur ketepatan awal waktu masuknya shalat dhuhur,” kata dia. Terkait dengan fenomena istiwa, maka sesaat setelah fenomena tersebut berlangsung (sekitar 2 menit dari puncak istiwa) dan bayangan benda mulai terlihat dari sisi timur benda tersebut, maka itu sebagai pertanda masuknya waktu dhuhur.
Menurut penuturan salah satu siswa, M. Sahrul Mubarok, pembelajarannya menarik, menambah pengetahuan. “Saya baru tahu tentang cara yang seperti itu. Bermanfaat juga kalau misalnya sedang di hutan sementara tidak membawa jam atau handphone,” ujarnya.
Humas SD Muhammadiyah 24 Ketintang Achmad Zainuri Arif menuturkan, pembelajaran ini sebagai upaya pengenalan kepada para siswa tentang proses penentuan awal shalat dengan melihat sinar matahari dan bayangan benda. “Seperti proses yang dilakukan Nabi saw dan para Sahabat terdahulu. Kalau sekarang tinggal lihat jam atau mendengar adzan,” tuturnya. (Erik)