PWMU.CO – Suasana Aula Mas Mansyur di SMK Muhammadiyah 1 Gresik terlihat sangat sibuk. Pukul 07.00 WIB, panitia mulai merapikan tempat dan memeriksa kelengkapan sarana workshop. Beberapa peserta sudah datang lebih tepat waktu dibandingkan dengan undangan yang ditentukan, Minggu (13/10/24).
Mengingat pemberitaan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang telah beredar sejak bulan September, yaitu terkait kewaspadaan akan gempa Megathrust, masyarakat Indonesia tentu merasakan kekhawatiran dan ketakutan.
Bencana ini bisa datang kapan saja tanpa bisa diprediksi. Namun, tidak sedikit masyarakat yang sudah mulai mempersiapkan diri dan berupaya mengedukasi diri mereka dalam menghadapi bencana alam.
Workshop penanggulangan bencana ini dihadiri oleh sekitar 60 peserta, yang berasal dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), anggota Nasyiatul Aisyiyah (NA) Cabang Bungah dan seluruh Ranting Nasyiatul Aisyiyah (NA) se-Cabang Bungah.
Lalu, juga hadir anggota Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) dari Dukun dan Sidayu, serta anggota Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) dan anggota Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) se-Kecamatan Bungah.
Pemberi materi bekerjasama langsung dengan Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Gresik, dengan 3 pemateri dan 4 tim simulasi.
Beragamnya usia peserta workshop menjadi peluang tepat untuk memberikan edukasi tentang penanggulangan bencana. Peserta mendapatkan pemahaman mengenai cara mengatasi bencana di lapangan yang sesuai dengan usia.
Sesuai dengan jargon workshop Siaga Bencana Dimulai dari Diri Sendiri, peserta diharapkan dapat mempersiapkan diri sehingga di masa depan bisa membantu dan tanggap terhadap orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga, saat terjadi bencana.
“Harapan setelah mengikuti workshop ini adalah agar peserta bisa melakukan evakuasi bencana gempa bumi secara mandiri,” tutur ketua pelaksana, Yunda Khanomi.
Membuka pikiran dan wawasan peserta sangat penting. Peserta yang awalnya kurang memahami, menjadi ingin tahu dan mengerti hal-hal penting yang harus dilakukan saat terjadi bencana alam.
Terutama tindakan yang harus dilakukan oleh dirinya sendiri agar dapat membantu orang-orang di sekitarnya yang kesulitan mengevakuasi diri.
Hal ini terlihat saat sesi tanya jawab, peserta sangat antusias bergantian mengajukan pertanyaan kepada pemateri.
Penulis Suhailah Naili S Editor Zahra Putri Pratiwig