PWMU.CO – Reyhan Iftitan Ramadhanu, siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 (SMP Muhi) Genteng Banyuwangi hadiri seminar penyair dan sastrawan se-Asia Tenggara.
Acara ini bertempat di Gedung Tua Swarna, Pantai Marina Boom, Banyuwangi pada Sabtu (26/10/2024)
Kisah ini bermula dari pesan singkat dari D. Zawawi Imron, penyair terkenal asal Madura yang dijuluki “Si Clurit Emas,” kepada orang tua Reyhan, R. Ayu Pudjiati, pada (22/10/2024).
Dalam pesan tersebut, D. Zawawi Imron meminta agar Pudjiati hadir di seminar yang akan digelar di Banyuwangi, menyampaikan bahwa dirinya diundang sebagai salah satu pengisi acara. Mendapat pesan itu, Pudjiati pun membalas dengan menyatakan kesanggupannya, menjawab, “InsyaAllah.”
Pudjiati sendiri adalah seorang seniman tari sekaligus penyair asal Pamekasan, Madura, yang kini menetap di Banyuwangi, tepatnya di Kecamatan Genteng.
Pada era 90-an, Pudjiati sering bertemu D Zawawi Imron dalam berbagai ajang lomba baca puisi dan kerap meraih juara pertama, baik di tingkat kabupaten maupun Madura. Sejak saat itu, Pudjiati berguru kepada D. Zawawi Imron.
Saat ini, Reyhan sedang menekuni hobinya di bidang sastra dan kesenian musik tradisional, terutama yang berkaitan dengan alat-alat tradisional seperti wayang kulit dan karawitan. Bakat seni Reyhan sebagian diwarisinya dari sang ibu.
Beberapa bulan lalu, ia diundang oleh Bupati Ipuk untuk bergabung dalam perayaan hari jadi Banyuwangi berkat prestasinya sebagai juara lomba bercerita yang dikolaborasikan dengan permainan kendang tradisional tingkat kabupaten.
Sementara, bakat musiknya menetes dari sang ayah yang merupakan pemain ukulele keroncong.
Bertemu Penyair dari Singapura
Setelah mengetahui akan ada pertemuan penyair se-Asia Tenggara, hasrat sastra Reyhan membuncah, dan ia pun ingin menghadiri acara tersebut.
Bersama sang ibu, Reyhan berangkat ke Kota Banyuwangi pada Jumat sore (25/10/2024), bertepatan dengan adanya pertunjukan wayang kulit di Pantai Marina Boom, Banyuwangi.
Seminar bertajuk “Seminar Sastra Maklumat Lembah Ijen” ini diprakarsai oleh komunitas penyair dan sastrawan Banyuwangi, bekerja sama dengan Dinas Pariwisata setempat.
Hal itu merupakan bagian dari rangkaian acara tahunan Kabupaten Banyuwangi Gandrung Sewu yang diadakan pada Sabtu (26/10/2024) mulai pukul 13.00 WIB.
Pada saat seminar yang berlangsung pukul 06.00 WIB, Reyhan menyempatkan diri berbincang dengan beberapa penyair yang hadir, salah satunya adalah Bunda Rohana Din, penyair perempuan dari Singapura.
Bunda Rohana, yang fasih berbahasa Indonesia meski berlogat berbeda memberikan hadiah kepada Reyhan.
“Saya diundang untuk acara seminar. Di samping itu, saya ingin menyaksikan langsung acara Gandrung Sewu yang sudah sangat viral di mancanegara. Ini ada hadiah buku karangan Bunda untuk Reyhan Kereta Api Terbalik Langgar Kerbau di Rembau,” ujar Rohana.
Setelah mengikuti seminar sekitar pukul 09.30 WIB, Reyhan dan ibunya kembali ke penginapan untuk beristirahat sambil menunggu acara puncak Gandrung Sewu.
Penulis Abdul Muntholib Editor Zahra Putri Pratiwig