PWMU.CO – Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Ir Tamhid Masyhudi, menyampaikan pentingnya memahami landasan gerakan Muhammadiyah.
“Ada 5 landasan yang harus dipahami dalam gerakan Muhammadiyah,” ujar Pak Tamhid—sapaan akrabnya, dalam kegiatan “Penguatan Ideologi Muhammadiyah” yang diadakan Tim Al-Islam Sinergi Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik di SMA Muhammadiyah 10 (SMAMIO), Sabtu (14/10/17) pagi.
BACA: Muhammadiyah di antara Ideologi Moderat dan Radikal
Apa sajakah itu? Pertama, tauhid yang murni. “Salah satu misi Muhammadiyah adalah menakkan tauhid yang murni. Muhammadiyah sering kali disebut sebagai gerakan Islam puritan karena keteguhannya dalam mengajak masyarakat untuk senantiasa berpegang pada akidah yang lurus, bersih dari anasir yang merusak,” paparnya.
Tauhid, ujar Pak Tahmid, membentuk manusia yang berjiwa merdeka. Keyakinannya kepada Allah dengan sifat-sifat dan keagungan-Nya membuat mausia tabah dalam menghadapi kesulitan hidup, berbuat baik kepada sesama dan tidak takabur ketika sedang berkuasa.
Kedua, lanjutnya, memahami Alquran dan Assunah secara mendalam. “Muhammadiyah mengajak umat Islam untuk senantiasa berpegang teguh pada Alquran dan Assunah dan menjadikannya dasar dalam beribadah dan bermuamalah,” terang dia.
BACA JUGA: 2 Tantangan Kader dalam Ber-Islam, Petarungan Ideologi dan Kepemimpinan
Dengan berlandaskan pada Alquran dan Assunah, setiap amal manusia memiliki dimensi transendental dan fondasi yang kokoh. “Dengan penafsiran dan pengkajian kembali Alquran dan Assunah diharapkan diperoleh pemahaman yang genuine dan aktual,” tuturnya.
Selanjutnya adalah melembagakan amal shalih yang fungsional dan solutif. “Iman tidak akan sempurna tanpa amal shalih. Tetapi bagi Muhammadiyah amal shalih bukan semata-mata ritual ibadah mahdhah, tetapi berupa karya yang bermanfaat, merefleksikan kerahmatan Islam dan kasih sayang Allah,” papar Pak Tamhid.
“Para pendahulu, yang mungkin tak pernah mengira, bahwa cita-cita mereka dapat terwujud hingga sejauh ini. Dari semula bahkan ragu untuk memulai, visi Islam progresif, atau berkemajuan, Muhammadiyah telah sampai pada titik-titik yang tak pernah terbayang,” ungkapnya.
Sampai saat ini, jelasnya, telah ribuan bahkan jutaan amal usaha Muhammadiyah tersebar di seluruh Nusantara.
Keempat, ungkap dia, yaitu berorientasi kekinian dan masa depan. Menurutnya, para pendiri Muhammadiyah memberikan contoh bagaimana membangun Islam yang bekemajuan. “Semangat ini terwujud melalui pemikiran dan langkah cerdas yang dilakukan para pendiri Muhammadiyah sehingga saat ini kita bisa melihat visi mereka dengan berdirinya amal usaha Muhammadiyah di tiap sudut wilayah negeri ini, yang kian hari kian berkembang baik dari kuantitas dan kualitasnya. Yang dengan kesadaran penuh hal ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi dan pemberdayaan umat Islam,” jelas dia.
BACA JUGA: Dahnil Anzar Simanjuntak: Jangan Ada Poligami Ideologi di Muhammadiyah
Yang terakhir adalah bersikap toleran, moderat, dan suka bekerjasama. ”Generasi awal Muhammadiyah begitu toleran, sangat menghormati dan mengakomodasi berbagai hal selama tidak mempengaruhi prinsip penegakan tauhid,” kata Pak Tamhid.
Dia menambahkan, kerjasama juga dilakukan dengan para tokoh organisasi sosial di masa itu untuk tujuan bersama yang lebih besar yaitu mengangkat kehormatan kaum bumi putera dari keterpurukan akibat kolonialisme.
“Fanatisme dan militansi menegakkan Islam murni yang berlebihan terkadang membuat kita over reactive kepada mereka yang berbeda paham. Kita tidak leluasa bergaul hanya karena masalah-masalah agama yang sepele, khilafiyah furuiyah, ecek- ecek,” terang dia.
BACA JUGA: Suli Daim: Alumni IMM Punya Tanggungjawab Ideologis Besarkan Muhammadiyah
Sementara itu, dalam kata sambutan, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Taufiqullah A. Ahmadi MPdI menyampaikan pentingnya sosok yang berkarakter di Muhammadiyah. Dia mencontohkan sosok Jenderal Sudirman yang walau dalam keadaan sakit tetap berjuang. “Begitu juga tanda suatu organisasi itu hidup adalah adanya suatu gerakan. Jika ada Cabang atau Ranting yang sekian lama tidak ada gerakan, maka akan saya datangi dan saya klarifikasi perihal tersebut,“ ujarnya.
Ketua Tim Al-Islam Sinergi Rohmawati MPdI mengatakan bahwa kegiatan ini rutin dilakukan setiap bulan dengan materi sekitar penguatan ideologi Muhammadiyah.
“Pemateri yang kami hadirkan dari PWM Jatim atau dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah,“ kata dia yang berharap bahwa dari kegiatan ini akan melahirkan guru dan karyawan militan yang bergerak untuk Muhammadiyah, khususnya di lingkungan PCM GKB. (Anam)