Tantangan dalam Implementasi AI di Pendidikan Muhammadiyah
Meski manfaatnya signifikan, implementasi AI dalam pendidikan tidaklah mudah dan masih menghadapi beberapa tantangan besar.
Pertama adalah masalah infrastruktur. Sebagian besar sekolah di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan, masih kekurangan infrastruktur teknologi yang memadai.
Menurut laporan Bank Dunia, hanya sekitar 40 persen sekolah di Indonesia yang memiliki akses internet stabil. Di beberapa wilayah, sekolah bahkan tidak memiliki perangkat dasar seperti komputer. Oleh karena itu, Muhammadiyah perlu bekerja sama dengan pemerintah dan perusahaan teknologi untuk menyediakan infrastruktur yang mendukung implementasi AI, terutama di sekolah-sekolah pedesaan.
Selain itu, biaya penerapan teknologi AI yang tinggi juga menjadi hambatan. Pengembangan sistem berbasis AI yang efektif membutuhkan dana yang cukup besar. Namun, solusi untuk tantangan ini adalah kemitraan strategis. Muhammadiyah dapat bekerja sama dengan sektor swasta dan lembaga filantropi yang memiliki fokus pada pendidikan untuk mendapatkan dana dan dukungan dalam mengembangkan sistem pendidikan berbasis AI yang terjangkau dan inklusif.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah literasi digital tenaga pendidik. Guru perlu dilatih untuk memahami dan mengelola teknologi AI agar dapat digunakan dengan efektif.
Berdasarkan laporan Kementerian Pendidikan, sekitar 70 persen guru di Indonesia masih memiliki literasi digital dasar atau rendah. Untuk itu, Muhammadiyah perlu menyelenggarakan pelatihan khusus bagi para pendidik, baik secara daring maupun luring, untuk meningkatkan literasi digital mereka sehingga AI dapat diimplementasikan dengan baik di lingkungan pendidikan Muhammadiyah.
Potensi Muhammadiyah Menjadi Pelopor Pendidikan Berbasis AI
Dengan sumber daya yang dimiliki, Muhammadiyah dapat menjadi pelopor dalam penerapan AI di pendidikan, yang diharapkan akan mendorong transformasi pendidikan di Indonesia menuju keberlanjutan.
Selain meningkatkan kualitas pendidikan, integrasi AI dapat memberikan dampak positif pada lingkungan karena memungkinkan pendekatan pendidikan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Misalnya, AI dapat membantu mengurangi penggunaan kertas dalam proses pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran digital.
Selain itu, pendidikan berbasis AI memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan terarah sehingga dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas.
Hal tersebut adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan. Dengan begitu, pendidikan berbasis AI dapat membantu Muhammadiyah mencetak lulusan yang siap menghadapi persaingan global dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Maka dari itu, implementasi AI dalam pendidikan Muhammadiyah menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sekaligus mendorong keberlanjutan.
Dengan memperhatikan tantangan infrastruktur, biaya, dan literasi digital, Muhammadiyah dapat memaksimalkan potensi AI dalam menciptakan pendidikan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
AI tidak hanya akan membantu Muhammadiyah menjawab tantangan pendidikan di era digital, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi generasi muda Indonesia. (*)
Editor Ni’matul Faizah