Ketiga, akses terhadap teknologi dalam pendidikan masih kurang mendapat perhatian. Padahal era digital, teknologi merupakan aspek penting dalam proses belajar mengajar. Tapi, lagi-lagi utamanya sekolah di daerah terpencil masih belum mendapatkan sarana digital yang mendukung untuk pembelajaran. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa hanya sekitar 47% siswa di pedesaan yang memiliki akses internet. Sedang yang ada di perkotaan mencapai 73%. Tanpa akses ini, siswa di daerah tertinggal akan semakin terputus dari dunia yang semakin bergantung pada teknologi.
Dengan memperluas akses teknologi dan menyediakan materi pembelajaran digital, anak-anak di seluruh Indonesia bisa mendapatkan peluang yang sama untuk belajar dan berkembang.
Meski begitu, ada sebagian pihak yang berpendapat bahwa anggaran pendidikan Indonesia sudah cukup besar, mencapai 20% dari APBN. Peningkatan mutu pendidikan bisa dilakukan secara tradisional,tidak terlalu menekankan aspek teknologi atau reformasi secara radikal. Ada pula yang berpandangan bahwa pendidikan berbasis keterampilan masih kurang cocok diterapkan secara luas di Indonesia karena kendala geografis dan budaya.
Perlu disadari bahwa nggaran besar tanpa perencanaan yang tepat hanya akan menghasilkan pengeluaran yang tidak efisien. Walaupun alokasi anggaran pendidikan besar, sebagian besar dana lebih terserap untuk hal-hal administratif, bukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Padahal pendekatan pendidikan berbasis keterampilan merupakan kebutuhan mendesak untuk menghadapi perkembangan global. Negara-negara dengan tantangan serupa seperti Finlandia dan Singapura telah berhasil menerapkan kurikulum yang adaptif dan fokus pada keterampilan, meskipun mereka juga menghadapi tantangan geografis dan budaya. Hal ini menunjukkan bahwa bukan faktor geografis atau budaya yang menjadi tantangan utama, melainkan kurangnya keinginan untuk mengubah sistem yang sudah ada.
Perlu kurikulum adaptif
Masa depan pendidikan Indonesia memerlukan reformasi yang signifikan. Dengan kurikulum yang lebih adaptif, peningkatan kualitas guru dan fasilitas pendidikan, serta pemanfaatan teknologi secara merata, akan mampu memberikan kesempatan generasi muda untuk bersaing di dunia global. Perubahan ini memang membutuhkan kerja keras dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, namun manfaat jangka panjangnya akan sangat luar biasa bagi bangsa kita.
Sebagai masyarakat yang peduli, mari kita mendorong pemerintah dan lembaga pendidikan untuk terus memperbaiki diri. Pendidikan yang berkualitas adalah investasi terbesar bagi sebuah bangsa. Seperti kata Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia.”
Mari kita mulai dari sekarang, agar generasi mendatang dapat merasakan dampak positif dari pendidikan yang relevan dan berdaya guna. Masa depan kita bergantung pada kualitas pendidikan hari ini.
Editor Notonegoro