Budaya Bersepeda
Telah lama, Copenhagen sebagai ibukota Denmark dikenal dengan budaya bersepeda. Artinya, Masyarakat di negara tersebut dalam kehidupan sehari-hari lebih akrab dengan bersepeda di samping termanjakan dengan fasilitas jalan kaki dan transportasi publik yang super nyaman dan aman.
Pada jalur utama lalu lintas, banyak tanda jalur bagi pejalan kaki dan sepeda. Di Denmark, aktivitas bersepeda hampir terjadi pada seluruh musim (panas, semi, gugur, dan dingin). Sepeda tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga untuk pengiriman barang, dan perjalanan keluarga.
Bahkan di perkotaan, tampaknya lebih mudah menggunakan sepeda ketimbang kendaraan pribadi atau transportasi publik. Pada sudut-sudut kota Copenhagen banyak parkir sepeda dan persewaan sepeda. Pengunjung bisa menyewa sepeda tersebut dengan cukup membayar menggunakan kartu ATM.
Karena kenyamanan menggunakan sepeda di Denmark, sehingga banyak suvenir seperti gantungan kunci maupun tempelan kulkas bergambar sepeda. Pun demikian, banyak kaos-kaos bertuliskan “The bike is a Dane’s best friend” (sepeda adalah teman terbaik orang Denmark).
Penggunaan sepeda di Denmark memiliki Sejarah panjang. Konon, sepeda di negeri tersebut pertama kali hadir pada tahun 1800an. Pada tahun 1900an kemudian sepeda banyak digunakan Masyarakat luas. Pada tahun 1950an Masyarakat Denmark banyak beralih ke kendaraan bermotor.
Namun pada tahun 1960an krisis bahan bakar minyak mendorong pemerintah negeri tersebut untuk berhenti menggunakannya. Sebelumnya Denmark sangat bergantung terhadap bahan bakar minyak dari timur Tengah. Pemerintah kemudian melakukan kegiatan car free day pada akhir pekan. Ternyata langkah ini mendapat apresiasi oleh Masyarakat dan tak lama kegiatan seperti car free day ini dianggap sebagai langkah terbaik.
Pada tahun yang sama juga terjadi berbagai demonstrasi dari perkumpulan pengguna sepeda di Copenhagen, karena seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas. Mereka menuntut pemerintah Denmark untuk membuat kebijakan yang pro terhadap alam dan juga aman terhadap pengguna sepeda.
Hal tersebut mendorong pemerintah Denmark membuat sebuah sistem lalu lintas yang memisahkan pengguna sepeda, pengguna motor dan mobil. Kebijakan ini pula yang menjadi angin segar bagi penduduk di negeri tersebut untuk lebih memilih menggunakan sepeda sebagai mode transportasi utama.
Hingga kini, jika Anda melakukan perjalanan ke Denmark seperti kota Copenhagen, maka Anda kan melihat banyak orang bersepeda. Selain itu Anda akan melihat banyak parkir sepeda yang menyewakan sepeda bagi para pelancong dari berbagai negara.
Budaya Hygge
Hygge adalah salah satu budaya yang sangat terkenal di Denmark. Hygge sebagai sebuah budaya dikenal menjadi ciri khas Masyarakat. Hygge mengacu pada rasa nyaman dan rasa kehangatan serta santai dengan orang-orang terdekat. Namun, seringkali Hygge ini dilakukan pada musim dingin.
Bentuk dari hygee adalah kegiatan menciptakan suasana yang nyaman dan hangat, misalkan dengan minum dan bertukar wine bersama teman dekat dan keluarga, bermain bersama, mengobrol, tertawa bersama melupakan aktivitas yang membuat stres. Kegiatan ini bagian dari melepaskan sejenak dari aktivitas ruting yang melelahkan.
Hygge ini juga ditandai dengan interaksi positif, setara, semua bisa mengobrol tanpa ada yang mendominasi pembicaraan di sebuah tempat yang nyaman dan aman. Budaya ini juga menjadi ikon dan identitas nasional. Untuk bangsa Denmark, budaya ini merupakan sebuah kebanggaan. Budaya Denmark dipandang sebagai sesuatu yang unik dan spesial dan sangat menonjol. Sehingga mereka menganggap ini sangat penting untuk dipertahankan.