PWMU.CO – Dalam rangka membangun sinergi antara lembaga, orang tua, dan anak dalam pendidikan inklusi serta PAUD holistik integratif, PAUD Aisyiyah Mentari Kota Probolinggo mengadakan kegiatan parenting berupa bincang santai.
Kegiatan bincang santai kali ini mengusung tema: “Menumbuhkan Nilai Kesetaraan Gender dan NIR Kekerasan terhadap Anak dengan Orang Tua Sebagai Teladan.” Acara tersebut berlangsung pada Selasa (17/12/2024) di Masjid sekolah yang berlokasi di Jalan Mawar 13, Kelurahan Sukabumi, Kota Probolinggo, dari pukul 08.00 hingga 09.00 WIB.
Bincang santai ini dihadiri oleh para wali murid PAUD Aisyiyah Mentari, dengan kehadiran Sekretaris Pimpinan Daerah Aisyiyah Probolinggo, Dra Aya Sophia. Cahyaning Mundi dan Riang Dwi P, yang juga merupakan wali murid di PAUD Aisyiyah Mentari, menjadi narasumber dalam kegiatan ini.
Dalam pemaparannya, Cahyaning Mundi menekankan pentingnya peran individu, orang tua, dan guru dalam memberantas bullying atau kekerasan, baik di sekolah maupun di rumah. Ia menyampaikan empat prinsip perlindungan anak yang harus dipatuhi, yaitu: non-diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak hidup dan tumbuh kembang anak, serta partisipasi anak.
Sementara itu, Riang Dwi P menambahkan bahwa kekerasan, baik di rumah maupun di sekolah, berdampak signifikan pada perkembangan anak. Ia menjelaskan bahwa peran orang tua sebagai teladan sangat penting, karena anak cenderung meniru perilaku orang tua. Lingkungan positif di rumah, pola asuh yang tidak membandingkan, menghargai, dan demokratis, serta komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sangat diperlukan untuk membangun kapasitas anak.
“Orang tua sangat berperan sebagai role model bagi anak, memberikan stimulasi positif melalui komunikasi yang baik, aktivitas bersama, dan dukungan emosional,” ujar Riang. Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara guru dan orang tua untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan produktif tanpa kekerasan verbal maupun fisik.
Cahyaning Mundi menambahkan bahwa guru, sebagai fasilitator dalam pendidikan, memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai kesetaraan gender melalui pendidikan karakter. “Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga di rumah. Dengan kerja sama yang baik, kita dapat membentuk anak-anak yang beriman, berilmu, berakhlak mulia, dan saling menghargai teman di sekolah,” tegasnya.
Cahyaning mengaku terkesan dengan keterlibatan wali murid dalam kegiatan ini. “Semoga kegiatan ini membawa manfaat besar bagi kita sebagai orang tua dan anak-anak kita dalam tumbuh kembang mereka. Selain berbagi ilmu dan pengalaman, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi yang mempererat hubungan antara orang tua dan sekolah,” katanya.
Ia berharap bahwa parenting ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak. “Harapannya, sekolah ini terus menjadi sekolah ramah anak, berdaya saing, serta mencetak generasi Islami yang unggul dan berbudi pekerti luhur,” tutupnya. (*)
Penulis Wardatus Soleha Editor Wildan Nanda Rahmatullah