PWMU.CO – Program pengabdian masyarakat umumnya dikenal sebagai kegiatan mahasiswa melalui KKN (Kuliah Kerja Nyata). Biasanya, program ini berfokus pada kegiatan membangun desa, mengajar, atau merawat fasilitas umum seperti masjid. Namun, SMP Muhammadiyah 7 Surabaya, dengan branding “Sekolahnya Para Pemimpin,” telah memulai program serupa sejak Mei 2024, melibatkan siswa sekolah menengah dalam kegiatan ini. Program ini dirancang menjadi agenda tahunan dengan terobosan baru di tahun 2025: durasi kegiatan diperpanjang dari 5 hari menjadi 3 bulan, berlangsung pada Januari, Februari, dan April.
Dampak Positif pada Karakter Kepemimpinan
Kepala SMP Muhammadiyah 7 Surabaya, Imam Sapari atau yang biasa dipanggil Gus Imsap, menjelaskan bahwa penambahan durasi dilakukan atas permintaan lembaga terkait dan untuk memperluas manfaat program. “Efek program ini sangat berdampak pada perubahan karakter kepemimpinan siswa, serta mendapat apresiasi positif dari masyarakat dan lembaga sekitar. Tujuh karakter kepemimpinan yang diharapkan tumbuh melalui program ini adalah integritas, disiplin, tanggung jawab, kemandirian, ketangguhan, kerja sama, dan empati,” ungkapnya.
Teknis Pelaksanaan Kegiatan
Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan serempak, tetapi dengan sasaran dan kegiatan yang berbeda untuk setiap jenjang kelas:
Kelas 7: Bersih-Bersih Masjid
Siswa kelas 7, terdiri dari tiga kelompok kelas (7 At-Taqwa, 7 Al-Amanah, dan 7 As-Shidiq), menyasar tiga masjid: Masjid Al-Ishlah, Masjid Miftahul Ijtihad, dan Masjid Baitul Huda. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan alat salat layak pakai untuk disumbangkan, kemudian para siswa membawa peralatan kebersihan seperti sapu, sikat, dan alat pel.
Di sekolah, mereka mengikuti pengarahan dari Gus Imsap yang menekankan pentingnya menjadi rahmatan lil alamin, membawa manfaat bagi orang lain. Masjid yang menjadi sasaran pun beragam, termasuk masjid Muhammadiyah, NU, dan yayasan lainnya. Kegiatan ini disambut positif oleh takmir masjid, seperti Ustadz Saifuddin dari Masjid Baitul Huda yang mengatakan, “Kegiatan ini penting dikenalkan sejak dini untuk menumbuhkan kesadaran menjaga kebersihan masjid.”
Setelah kegiatan awal, siswa kelas 7 melanjutkan pengabdian dengan membersihkan masjid di wilayah masing-masing selama satu pekan berturut-turut.
Kelas 8: Mengajar di TPQ
Siswa kelas 8 melaksanakan kegiatan mengajar di TPQ pada sore hari setelah pulang sekolah. Mereka membantu mengajar ngaji, menghafal Al-Qur’an, atau mendampingi ustadz dan ustadzah. Siswa yang sudah hafal Juz 30 diberi tanggung jawab untuk mengajarkan al-Quran, sementara yang belum memenuhi syarat membantu mengajar Iqra’ atau Tilawati.
Setiap aktivitas didokumentasikan dan dilaporkan melalui Google Form. Selain itu, siswa harus meminta tanda tangan kepala TPQ atau guru pamong sebagai bukti kehadiran, yang kemudian dilaporkan ke pembina kelompok.
Kelas 9: Mengabdi di Sekolah Dasar
Pengabdian siswa kelas 9 dilakukan di tujuh SD sekitar. Mereka dibagi menjadi tujuh kelompok dan bertugas membantu berbagai kegiatan di sekolah, seperti menemani siswa belajar, mengajar ngaji, menghafal al-Quran, menjaga kantin, koperasi, perpustakaan, dan membantu administrasi. Kegiatan ini memberikan pengalaman lebih mendalam dan membangun kesiapan siswa untuk menjadi pemimpin di masa depan.
Apresiasi dan Harapan
Program ini tidak hanya membawa dampak positif bagi siswa, tetapi juga mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Harapan ke depan, program ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengadopsi kegiatan serupa, menciptakan generasi muda yang peduli, berkarakter, dan berkontribusi nyata bagi lingkungan sekitarnya. (*)
Penulis Rachell Fattama Az Zahrah Editor Wildan Nanda Rahmatullah