Oleh Naufal Tsaqiif – Mahasiswa UM Surabaya
PWMU.CO – Dakwah merupakan salah satu aspek utama dalam perjuangan Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran Islam yang berkemajuan. Seiring dengan perkembangan zaman, tantangan dakwah Muhammadiyah semakin kompleks. Hadirnya era digital yang telah mengubah cara manusia berkomunikasi dan mengakses informasi ternyata memberikan persoalan tersendiri. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam berkemajuan sudah sepatutnya untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan ini agar dakwah dapat lebih efektif menjangkau masyarakat luas. Jika tidak, Muhammadiyah akan tertinggal dalam menyampaikan pesan-pesan Islam yang berkemajuan kepada generasi digital yang lebih akrab dengan teknologi.
Sayangnya, belum semua unsur yang ada pada Muhammadiyah mau dan mampu memanfaatkan teknologi ini secara optimal. Utamanya pada para da’i Muhammadiyah yang belum familier atau memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi. Akibat kurangnya pengetahuan dan pemanfaatan tentang teknologi komunikasi dan informasi, maka terjadilah keterbatasan sumber daya. Akibat lanjutannya adalah rentan terhadap penyebaran hoaks dan konten yang justru tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam itu sendiri.
***
Ketidakmampuan memanfaatkan teknologi digital dalam dakwah potensial berdampak pada berbagai aspek. Pertama, da’i Muhammadiyah kesulitan masuk untuk berdakwah pada kalangan generasi muda yang lebih familiar dalam mengakses informasi melalui media digital dibandingkan metode konvensional, baik ceramah face to face maupun penyebaran buku cetak. Kedua, tanpa penguasaan media digital yang baik, dakwah Muhammadiyah berpotensi kalah bersaing dengan narasi dari kelompok lain yang lebih aktif dalam dunia digital. Termasuk berhadapan dengan kelompok yang menyebarkan faham radikal atau pemahaman Islam yang kurang moderat. Dan ketiga, jika Muhammadiyah tidak mengelola media digitalnya dengan baik, ada potensi tersebarnya informasi yang kurang akurat, sehingga dapat merusak citra Persyarikatan di mata publik.
Padahal jika Muhammadiyah bisa mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital, berbagai manfaat besar akan bisa tergapai. Dakwah bisa lebih efektif dan masif dalam menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk yang berada jauh pada daerah terpencil. Pemanfaatan teknologi digital juga dapat meningkatkan efektivitas penyampaian pesan Islam melalui konten yang lebih menarik. Misalnya dakwah melalui video pendek, infografis, dan diskusi daring yang lebih interaktif.
***
Muhammadiyah sebenarnya telah mulai memanfaatkan teknologi digital, misalnya melalui kanal YouTube, website resmi, serta media sosial lain yang ada pada tingkatan cabang dan ranting. Namun, pengelolaannya yang masih sering menghadapi kendala, baik karena faktor manajemen ataupun sumber daya manusianya. Karena itu, perlu ada peningkatan efektivitas dalam pengelolaannya. Dalam hal ini sangat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian digitalisasi. Saat ini banyak da’i dan mubaligh yang lebih mengandalkan metode ceramah konvensional tanpa strategi digital yang terencana.
Mengapa belum termaksimalkannya dakwah dalam ruang digital? Salah satu penyebabnya adalah masih adanya gap atau kesenjangan antara kalangan muda yang familiar dengan teknologi, dengan generasi old yang cenderung kurang terbiasa dengan media digital. Akibatnya, strategi dakwah digital Muhammadiyah belum bisa terlaksana secara maksimal. Padahal, pemanfaatan teknologi untuk berdakwah merupakan solusi untuk mengaktualisasikan dakwah Islam berkemajuan.
***
Pada era sekarang dan yang akan datang, teknologi digital menjadi alat yang sangat potensial untuk mendukung dakwah Muhammadiyah. Karena itu, Muhammadiyah harus mampu mengoptimalkan seluruh elemennya — baik elemen sarana-prasarana maupun elemen manusianya. Denngan demikian, tidak boleh ada kesenjangan untuk menyampaian pesan dakwah Islam yang bervisi kemajuan. Jika problem ini tak terpecahkan, Muhammadiyah bisa kehilangan peran dakwahnya pada generasi digitalnya. Dengan kata lain, sama artinya dengan membiarkan dakwah Islam terkuasai oleh kelompok lain yang mungkin tidak sejalan dengan prinsip Islam moderat.
Karena itu, Muhammadiyah perlu mengambil beberapa langkah strategis sebagai berikut:
- Pelatihan digital bagi da’i dan mubaligh. Muhammadiyah perlu membekali para juru dakwahnya dengan pengetahuan digital agar mampu memanfaatkan media sosial, termasuk pembuatan konten digital, dan strategi komunikasi online.
- Penguatan infrastruktur digital. Persyarikatan harus membentuk dan mengoptimalkan tim yang khusus menangani masalah media digital. Tim ini berkewajiban untuk mengelola website, kanal YouTube, podcast, serta media sosial lainnya secara profesional agar efektif dalam menjangkau masyarakat.
- Kolaborasi dengan pakar teknologi. Muhammadiyah harus bisa memanfaatkan para ahli dan pakar. Mereka yang memiliki keunggulan dalam masalah IT, desainer grafis, dan content creator bisa dirangkul. Utamanya para profesional yang berasal dari kalangan Muhammadiyah. Mereka ini memiliki keahlian dalam menciptakan konten dakwah yang lebih menarik dan sesuai dengan tren digital.
- Peningkatan literasi digital di kalangan umat. Selain da’i dan mubaligh yang harus melek digital, jamaah Muhammadiyah juga harus diajak untuk bijak dalam memilah informasi agar terhindar dari informasi hoaks.
- Optimalisasi platform dakwah digital. Perlunya pengembangan aplikasi dakwah oleh Muhammadiyah yang mencakup kajian Islam, konsultasi agama, serta forum diskusi interaktif agar keterlibatan jamaah secara online semakin aktif.
Dengan langkah-langkah tersebut, insyaallah Muhammadiyah dapat memanfaatkan teknologi digital secara maksimal untuk memperkuat dakwah Islam yang berkemajuan, menjangkau lebih banyak masyarakat, dan tetap relevan sesuai zamannya.
Editor Notonegoro