
PWMU.CO – Gemuruh riuh nan gembira mengiringi suasana siang itu di halaman Kampus 1 SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro (SD Mudabo), Selasa (4/2/2025).
Ada dalang cilik, Ki Al Khalifi Naufal, siswa kelas 6B SD Mudabo yang sedang asyik memainkan wayang kulit diselingi suluk sebagai pembuka dalam kegiatan tersebut. Naufal, panggilan akrabnya, diundang oleh guru kelas 3 untuk mengisi Kegiatan P5 kelas 3 dengan tema Budaya Lokal Wayang Kulit.
“Alhamdulillah, sudah belajar dalang wayang kulit dari usia PAUD ikut sanggar seni di Solo kurang lebih selama dua tahun. Dari kecil sudah dikenalkan nenek pada wayang, kebetulan nenekku seorang sinden,” jelasnya.
Tak kalah semangatnya dengan Naufal, Hanif, salah satu siswa kelas 3C, juga sangat antusias dan aktif mengikuti kegiatan tersebut. “Aku ingin bisa dalang seperti Mas Naufal, aku suka wayang,” ucapnya sambil memainkan beberapa wayang yang dibawa Naufal.

Naufal juga membacakan sinopsis lahirnya tokoh wayang Gatotkaca, kemudian mengenalkan tokoh pewayangan seperti Semar, Petruk, Buto Abang, Gareng, dan Bagong. Tak jarang, siswa kelas 3 sangat antusias bertanya kepada sang dalang.
Dalam kesempatan itu, Naufal berbagi pengalaman selama berlatih dalang dan mengikuti perlombaan. Berbagai festival dan kejuaraan pernah ia raih, di antaranya Dalang Cilik Favorit di Surabaya dan juara 2 Dalang Cilik Bojonegoro oleh Dinas Pariwisata tahun 2023.
Siswa kelas 6 ini menyampaikan suka duka dalam belajar wayang, seperti harus pulang pergi Bojonegoro-Solo setiap minggu untuk menekuni dalang. Setiap kali tampil, ia harus menghafalkan peran setiap tokoh wayang dan kurang tidur karena harus tampil malam sekitar pukul 21.00–00.00.
Namun demikian, ia merasa senang karena mendapatkan banyak pengalaman, banyak teman baru, serta menambah kosakata bahasa Jawa setiap kali latihan. Ia pun bercerita senang karena dapat uang saku yang bisa digunakan untuk menambah koleksi wayang.
“Alhamdulillah, di rumah sudah ada 30 wayang hasil mengisi acara di desa-desa atau kedinasan yang mengundangku,” pungkas Naufal yang bercita-cita ingin menjadi dosen seni tersebut.
Penulis Eny Sutriani Editor Zahra Putri Pratiwig