PWMU.CO – Sebanyak 200 petani Teluk Jambe, Karawang, yang kehilangan tanah garapan datang ke Jakarta menuntut Presiden Jokowi memenuhi janjinya menyejahterakan petani. Selama dua bulan mereka ditampung oleh Pemuda Muhammadiyah dan PCM Tanah Abang. Setelah perjuangan panjang, akhirnya Rabu (1/11/2017), para petani itu dapat izin mengelola tanah hutan negara untuk penghidupannya.
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjutak, menjelaskan, para petani Karawang itu awalnya mengadu ke LBH Jakarta mengadukan tanah garapannya di tanah negara dirampas oleh perusahaan. ”Kemudian LBH meminta bantuan kita untuk menampung petani itu dan kita sanggupi,” ujar Dahnil dihubungi Jumat (3/11/2017).
Kemudian para petani itu menginap sementara di Masjid Taqwa Menteng markas PP Pemuda Muhammadiyah (PPPM). Sejak itu, sambung Dahnil, PP Pemuda Muhammadiyah ikut memberikan advokasi. Selanjutnya mereka ditempatkan di PCM Tanah Abang dengan sumbangan dari ortom dan ormas lain selama dua bulan.
Baca juga: Dahnil Anzar: KOKAM harus Dimodali Ruhul Ikhlas dan Jihad
Kemudian ada momentum undangan Presiden Jokowi kepada PPPM untuk hadir dalam dialog dengan generasi muda di Istana Negara. ”Dalam pertemuan itu presiden menawarkan lahan untuk dikelola oleh PPPM. Saya mengusulkan agar tanah itu diberikan saja kepada 200 petani Karawang itu yang kehilangan tanah akibat konflik agrarian dengan perusahaan,” kata dia menceritakan.
Presiden ternyata setuju, sambung Dahnil, segera memerintahkan Sekretaris Negara Pratikno mengurus semuanya. Setelah itu ada tindak lanjut, Presiden memanggil Menteri Sosial, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Menteri Agraria untuk menyelesaikan masalah 200 petani Karawang. Akhirnya para petani itu dipulangkan dengan mendapat perhatian dari tiga kementerian tadi.
Tim PPPM masih memantau perkembangan nasib petani di Karawang hingga akhirnya ada undangan acara Presiden Jokowi memberikan sertifikat penggunaan lahan kepada petani Karawang. PPPM menunjukkadernya, Sodikin, Anwar dan Lili, untuk hadir.
Dahnil bercerita, ada ketika para petani pamitan hendak pulang ke desa, mereka berkata, ”Bang Dahnil, terima kasih atas semua bantuan Pemuda Muhammadiyah dan semua orang-orang yang membantu kami. Kami mengundang Bang Dahnil ke Karawang nanti. Kami akan membentuk Ranting Muhamamdiyah di sana. Meskipun kami bukan warga Muhammadiyah, tapi sejak didampingi anak-anak Muhammadiyah kami merasa jadi orang Muhammadiyah.” (*)