
PWMU.CO – Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-5 Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) Jawa Timur digelar di Rayz UMM Hotel Malang pada Jumat-Sabtu (7-8/2/2025). Acara ini mengusung tema Meneguhkan IGABA sebagai Organisasi Profesi yang Mengembangkan PAUD Aisyiyah di Abad ke-2 dan menghadirkan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Kementerian Pendidikan, Gogot Sumarwoto MEd PhD, sebagai pemateri utama.
Pentingnya Pendidikan Bermutu dan Inklusif
Dalam pemaparannya, Gogot membahas berbagai aspek kualitas pendidikan di Indonesia, termasuk penilaian mutu pendidikan, aksesibilitas, kesenjangan pendidikan, serta arah kebijakan pendidikan nasional.
“Pendidikan bermutu harus dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas yang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas,” ujarnya.
Meskipun angka partisipasi sekolah di Indonesia terus meningkat, ia menyoroti bahwa akses pendidikan anak usia dini serta jenjang SMA/sederajat masih perlu diperluas. Selain itu, kualitas pendidikan Indonesia masih menghadapi tantangan besar, terlihat dari skor PISA (membaca, matematika, dan sains) yang sejak 2015 hingga 2022 berada di bawah rata-rata global dan bahkan mengalami penurunan.
Selain rendahnya skor literasi dan numerasi, ekosistem pendidikan juga dinilai belum sepenuhnya menghadirkan rasa aman bagi seluruh warga satuan pendidikan.
Kebijakan Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
Pemerintah terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan menghadirkan delapan program unggulan dan program prioritas untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Delapan program unggulan (PHTC) mencakup:
- Penyediaan makan siang dan susu gratis di pesantren serta bantuan gizi bagi balita dan ibu hamil.
- Pemeriksaan kesehatan gratis, penurunan kasus TBC, serta pembangunan rumah sakit berkualitas.
- Peningkatan produktivitas pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional.
- Pembangunan sekolah unggul terintegrasi, revitalisasi sekolah, dan digitalisasi pembelajaran.
- Pengembangan program kesejahteraan sosial serta kartu usaha untuk menghapus kemiskinan absolut.
- Peningkatan gaji ASN (terutama guru, dosen, dan tenaga kesehatan), TNI/POLRI, serta pejabat negara.
- Pembangunan infrastruktur desa, BLT, dan penyediaan rumah murah dengan sanitasi baik.
- Pendirian Badan Penerimaan Negara dan peningkatan rasio penerimaan negara terhadap PDB hingga 23%.
Sementara itu, program prioritas Kemendikdasmen meliputi:
- Penguatan pendidikan karakter melalui tujuh kebiasaan anak Indonesia, makan bergizi gratis, dan penguatan UKS.
- Wajib belajar 13 tahun dengan pemerataan akses pendidikan serta akselerasi penanganan anak tidak sekolah.
- Perbaikan sarana dan prasarana pendidikan melalui renovasi sekolah yang membutuhkan pembaruan.
- Penguatan literasi, numerasi, dan sains sejak usia dini dengan penekanan pada matematika, sains, dan teknologi.
Sebagai penutup, Gogot mengajak para guru PAUD Aisyiyah untuk berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan, demi terwujudnya Indonesia sebagai negara maju pada 2045.
“Tahun 2045, tepat 100 tahun sejak kemerdekaan, Indonesia menargetkan diri sebagai negara maju dan modern yang mampu sejajar dengan negara-negara besar di dunia,” pungkasnya. (*)
Penulis Rahma Yulia Isnaini Editor Wildan Nanda Rahmatullah