
PWMU.CO – Ada perbuatan-perbuatan tertentu yang bisa menghancurkan pahala yang telah dikumpulkan seorang muslim. Hal ini disampaikan oleh Corps Mubaligh Muhammadiyah (CMM) Malang Raya, H Agus Purwadyo, dalam Pengajian Ahad Pagi KH Ahmad Dahlan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Batu yang digelar di Masjid At-Taqwa, Kota Batu, pada Ahad (09/02/2025).
Dalam kajiannya, Agus mengingatkan bahwa seseorang bisa saja merasa memiliki banyak amalan yang akan menjadi bekal ke akhirat. Namun, tanpa disadari, pahala tersebut bisa musnah akibat perbuatan yang dilarang dalam Islam.
Ia kemudian mengutip hadist dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda, tentang tujuh dosa besar yang dapat menghancurkan amal.
Ketujuh dosa tersebut adalah menyekutukan Allah (syirik), sihir, membunuh tanpa hak, memakan riba, memakan harta anak yatim secara tidak benar, melarikan diri dari pertempuran (jihad), serta menuduh zina terhadap wanita Mukminah yang menjaga kehormatannya (HR. Bukhari).
Lebih lanjut, Agus menjelaskan satu per satu dosa besar tersebut. Syirik disebut sebagai dosa terbesar karena menyekutukan Allah dengan sesuatu selain-Nya, yang jika tidak bertaubat sebelum meninggal, tidak akan diampuni.
Sihir juga termasuk dosa besar karena melibatkan jin dan setan, yang seringkali berujung pada perbuatan syirik. Membunuh tanpa hak, seperti dalam kasus pembunuhan yang tidak dibenarkan oleh hukum Islam, disebut dalam al-Quran sebagai perbuatan yang setara dengan membunuh seluruh manusia (QS. Al-Maidah: 32).
Riba juga menjadi dosa yang diharamkan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 275, bahwa pelakunya akan mendapatkan azab yang pedih.
Hal yang sama berlaku bagi mereka yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebagaimana diperingatkan dalam QS. An-Nisa: 10, bahwa perbuatan tersebut akan berujung pada siksa neraka.
Dalam konteks jihad, melarikan diri dari medan perang dianggap sebagai bentuk pengkhianatan kepada agama dan umat Islam. Allah SWT secara tegas melarang perbuatan ini dalam QS. Al-Anfal: 15-16.
Sedangkan menuduh wanita Mukminah berzina tanpa bukti yang sah dapat berakibat hukuman cambuk 80 kali, sebagaimana disebutkan dalam QS. An-Nur: 4.
Selain tujuh hal yang telah disebutkan sebelumnya, masih ada beberapa amalan yang dapat menghancurkan pahala seseorang. Salah satunya adalah mengingkari ayat-ayat al-Quran.
Allah SWT mengancam orang-orang yang mendustakan ayat-ayatNya, serta mengingkari hari akhir beserta pahala dan siksaan yang ada di dalamnya.
Amal kebaikan mereka akan dihapus sehingga menjadi sia-sia dan tak bermanfaat. Pada hari kiamat, mereka hanya akan mendapat balasan sesuai dengan perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia, dan Allah tidak akan menzalimi siapa pun. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Araf: 147.
“Contoh mengingkari ayat-ayat al-Quran yang sering dijumpai saat ini adalah dalam hal pembagian waris. Untuk pembagian waris, biasanya menggunakan ketentuan selain yang ditetapkan oleh Allah SWT,” kata Agus.
Selain itu, amalan lain yang dapat menghancurkan pahala adalah memburu kelezatan dunia secara berlebihan, seperti melakukan korupsi. Korupsi bertujuan untuk memperkaya diri sendiri dengan merugikan banyak orang, bahkan negara.
“Koruptor seharusnya tidak sekadar dihukum dan diminta mengembalikan uang negara, tetapi juga dipermalukan atau dihinakan agar jera sebelum mendapat vonis yang setimpal,” ujarnya.
Amalan lain yang dapat menghapus pahala adalah berutang tetapi tidak mau membayarnya, padahal memiliki kemampuan untuk melunasinya. Fenomena ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Utang sering dianggap sebagai hal yang remeh, padahal Rasulullah SAW pernah menolak menshalatkan jenazah seorang sahabat yang masih memiliki utang. Barulah ketika ada seseorang yang bersedia melunasi utangnya, Rasulullah SAW bersedia menshalatkan jenazah tersebut.
Dengan adanya pengingat ini, diharapkan umat Islam lebih berhati-hati dalam menjalankan kehidupan agar pahala yang telah diperoleh tidak hilang sia-sia akibat perbuatan yang dilarang oleh agama.
Sebagai penutup, Agus mengingatkan bahwa meskipun dosa-dosa tersebut berbahaya, Islam juga memberikan jalan untuk menghapusnya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadan ke Ramadan adalah penghapus dosa-dosa yang di antara semua itu, jika dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim, no. 233).
Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha menjaga amal baiknya dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang dapat menghancurkan pahala agar selamat di dunia dan akhirat.(*)
Penulis Khoen Eka Editor Zahrah Khairani Karim