
PWMU.CO – Salah satu makna dari 12 sinar yang terdapat pada logo Muhammadiyah adalah Al-Hawariyun. “Siapakah mereka?,” tanya H. M. Toha Mahsun MPdI MHes kepada peserta Baitul Arqam Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Suci, Manyar, Gresik, di Villa Bella, Pacet, Mojokerto.
“Mereka adalah murid Nabi Isa a.s. yang bertekad meneruskan perjuangan beliau,” jawab Toha Mahsun, yang juga Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik.
Dalam materinya, Toha Mahsun menjelaskan bahwa ketika Nabi Isa a.s. dan para pengikutnya menghadapi ancaman besar dari tentara Romawi yang berkuasa saat itu, beliau memastikan kesiapan murid-muridnya dalam melanjutkan perjuangan menyebarkan ajaran tauhid. Para muridnya, yang disebut Al-Hawariyun, kemudian bersepakat untuk terus memperjuangkan dakwah tauhid.
Toha Mahsun mengutip Surah Ali Imran ayat 52 yang mengisahkan tentang kaum Al-Hawariyun:
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil), ia berkata, ‘Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?’ Para hawariyun (sahabat setia) menjawab, ‘Kamilah penolong agama Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya).'”

Sejarah dan Misi Muhammadiyah
Toha Mahsun juga mengaitkan semangat Al-Hawariyun dengan perjuangan Muhammadiyah. Berdiri pada tahun 1912, Muhammadiyah lahir sebagai respons terhadap kondisi masyarakat yang saat itu masih terbelakang dalam pendidikan dan ekonomi. Kebodohan menyebabkan masyarakat mudah terjebak dalam takhayul dan kepercayaan turun-temurun yang bertentangan dengan Islam. Karena kondisi inilah, Muhammadiyah didirikan untuk membawa perubahan sosial, pendidikan, dan ekonomi.
Mengutip Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (Muktamar ke-46 di Yogyakarta, 2010), Toha Mahsun menjelaskan bahwa misi kesejarahan Muhammadiyah adalah:
- Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam.
- Mereformulasi doktrin Islam dengan pandangan yang selaras dengan pemikiran modern.
- Mereformulasi ajaran dan pendidikan Islam.
- Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar.
Dari misi tersebut, Muhammadiyah merumuskan tujuan utamanya, yaitu:
- Menegakkan keyakinan tauhid yang murni.
- Menyebarluaskan ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
- Mewujudkan amal Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
Antusiasme Peserta Baitul Arqam
Materi “Profil Ideal Anggota Muhammadiyah” yang disampaikan oleh Toha Mahsun menarik perhatian peserta. Selain karena materi yang berbobot, suasana semakin interaktif dengan adanya hadiah bagi peserta yang aktif bertanya dan mampu menjawab pertanyaan dari pemateri.
Banyak peserta yang ingin mengajukan pertanyaan dalam sesi diskusi. Namun, karena keterbatasan waktu dan agenda lain yang harus dihadiri oleh pemateri, hanya beberapa peserta yang mendapat kesempatan untuk bertanya.
Kegiatan ini menjadi momen refleksi bagi peserta untuk memahami lebih dalam sejarah, misi, dan nilai-nilai perjuangan Muhammadiyah dalam mewujudkan Islam yang berkemajuan.