
PWMU.CO-Takmir Masjid Al-Falah Cerme Gresik menyelenggarakan kajian shubuh pada Ahad, (16/2/2025).
Hudzaifaturrohman SThI sebagai penceramah menyampaikan materi Meneladani Akhlak Rasulullah SAW.
Hudzaifaturrohman menjelaskan fungsi diutusnya Rasulullah SAW yaitu untuk menyinari kehidupan manusia, sebagaimana matahari dan bulan menyinari bumi.
Hudzaifaturrohman lantas membacakan firman Allah Swt di dalam al-Qur’an Surat Nuh ayat 16:
وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا
‘Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita’.
“Kita hidup membutuhkan cahaya, dan kita tidak mungkin hidup tanpa cahaya. Oleh karena itu Allah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyinari dunia ini,” terang guru yang mengajar Al-Islam dan Kemuhammadiyahan SMA Muhammadiyah 10 GKB tersebut.
Menurutnya, Nabi Muhammad SAW dilukiskan seperti itu maka manusia tidak hanya umat Islam menjadi tersinari.
“Kalau kita tidak sesuai tuntunan Rasulullah, maka akan gelap gulita seperti bumi tanpa matahari dan bulan,” ucapnya.
Hudzaifaturrohman lantas menjelaskan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai mizanul akbar (cermin yang besar). Maksudnya bahwa akhlak Nabi menjadi cermin bagi seluruh umat manusia untuk mengukur akhlak mereka.
“Jangan sampai kita bercermin kepada artis yang sering muncul di televisi maupun media sosial,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang tidak ada cacatnya.
“Orang yang berusaha mencari cacatnya Nabi, tidak akan menemukan cacatnya,” terangnya.
ia mencontohkan, Ketika ‘Aisyah RA sebagai istri Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat tentang bagaimana akhlaknya Rasulullah, maka beliau menjawab bahwa akhlak Rasulullah SAW adalah al-Qur’an.
“Sesungguhnya segala sesuatu yang ada di dunia ini binasa, kecuali al-Qur’an. jika kita meninggalkan al-Qur’an maka justru kitalah yang akan rusak,” ucapnya.
Kehebatan Nabi tidak hanya pada akhlaknya, namun juga pengaruhnya yang melekat pada para sahabatnya.
“Maka Nabi itu uswah, dan orang-orang yang menjadi sahabat Nabi itu juga menjadi uswah. Itulah hebatnya Nabi,” jelasnya.
Ia melanjutkan, di antara kehebatan Nabi Muhammad SAW ialah mu’jizat yang Allah berikan kepadanya.
Selain mu’jizat utama Nabi Muhammad SAW berupa al-Qur’an, Hudzaifaturrohman juga menjelaskan kehebatan Nabi Muhammad SAW yang tidak dimiliki oleh orang lain yaitu kisah ketika terjadi perang Khandaq.
Dimana saat itu Rasulullah terlihat lapar dan lemas. Pada saat itu para sahabat yang lain juga dalam kondisi yang sama laparnya.
Lantas salah satu sahabat yang bernama Jabir pulang dan menyuruh istrinya membuat makanan namun hanya tersedia sedikit makanan. Atas doa Rasulullah SAW, makanan yang hanya sedikit itu bisa dimakan oleh banyak orang (Rasulullah dan para sahabat) juga Jabir dan istrinya.
“Dan semua bisa makan sampai kenyang dengan makanan yang awalnya hanya sedikit itu. Itu kan kalau dilogika tidak mungkin. Tapi itulah kehebatan Rasulullah,” tandasnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan