
PWMU.CO – Memberikan ilmu kepada anak usia dini bagaikan mengukir di atas batu. Hal ini disampaikan oleh Ning Munasichah SAg, saat memberikan pidato iftitah dalam kegiatan Orientasi Pandu Tunas Athfal Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal Kabupaten Gresik di SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB, Gresik, Jawa Timur, pada Sabtu (22/2/2025).
Sebagai Koordinator Bidang PAUDDasmen Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik, Ning Munasichah berkesempatan menyampaikan tausiyah kepada para peserta orientasi. Dalam tausiyahnya, ia menuturkan bahwa memberikan ilmu kepada anak usia dini tidak semudah memberikan ilmu kepada orang dewasa.
“Memberikan sesuatu kepada anak usia dini itu bagaikan mengukir di atas batu,” tutur Bu Ning, sapaan akrabnya.
“Butuh berbagai macam alat, metode, dan cara agar ilmu yang diberikan dapat diserap dan melekat kuat,” ungkapnya.
Sebaliknya, lanjutnya, mengajarkan sesuatu kepada orang dewasa bagaikan mengukir di atas air. Ilmu mudah diserap, tetapi juga mudah hilang.
“Oleh karena itu, sebagai pendidik di KB dan TK Aisyiyah se-Kabupaten Gresik, jangan khawatir. Apa yang kita ajarkan kepada anak-anak usia dini akan terus diingat hingga mereka dewasa, bahkan sampai akhir hayat,” ujarnya.
Ia juga mengutip QS. an-Nisa ayat 9, yang menekankan pentingnya tidak meninggalkan generasi yang lemah. Sebaliknya, orang tua dan pendidik harus berusaha meningkatkan wawasan dan membekali anak-anak dengan ilmu yang bermanfaat.
Lebih lanjut, Ning Munasichah menekankan bahwa setiap individu yang hadir dalam kegiatan tersebut adalah pemimpin, baik dalam masyarakat, tempat kerja, maupun dalam keluarga. Sebagai pemimpin, seseorang akan mempertanggungjawabkan segala tindakannya hingga akhir hayat. Oleh karena itu, ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu:
- Menjiwai para anggota
Seorang pemimpin harus memahami karakter masing-masing anggota. Jika bertemu dengan orang yang keras, jangan ikut keras. Jika bertemu dengan yang lemah, jangan ikut lemah. Pemimpin harus mampu beradaptasi dan bersikap bijaksana. - Memperluas ilmu pengetahuan
Ilmu tidak hanya diperoleh di bangku sekolah. Seseorang dapat menambah wawasan dengan membaca buku, mengikuti kajian, serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di masyarakat maupun dunia kerja. - Memiliki kepekaan terhadap isu-isu masa kini
Seorang pemimpin harus peka terhadap berbagai isu yang berkembang, terutama yang berkaitan dengan anak-anak, seperti kekerasan terhadap anak. Dengan wawasan yang luas, seseorang dapat menyikapi berbagai permasalahan dengan bijak. - Menjadi uswah hasanah (teladan yang baik)
Seorang pemimpin harus menjadi contoh bagi orang-orang di sekitarnya. Keteladanan lebih efektif daripada sekadar perintah. Misalnya, jika ingin anak rajin salat, maka orang tua atau pendidik harus memberikan contoh terlebih dahulu.
Di akhir tausiyahnya, Ning Munasichah mengingatkan bahwa mendidik anak agar berkarakter baik tidak semudah mendidik mereka di jenjang SLTA. Oleh karena itu, ia mendorong para pendidik untuk terus meningkatkan wawasan dan kompetensi agar dapat menciptakan lembaga pendidikan yang andal dan berkualitas. (*)
Penulis Endah Suryani Editor Wildan Nanda Rahmatullah