
PWMU.CO – Siswa kelas 3 dan 4 SD Muhammadiyah 1 Kebomas (SD Muri) Gresik melakukan science experiment membuat ikan buntal dari balon dengan bimbingan wali kelas masing-masing di lapangan depan masjid Taqwa Giri Kebomas, Jumat (21/02/2025).
Science experiment merupakan agenda baru yang akan rutin diadakan setiap bulan mulai semester 2. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu serta motivasi belajar para siswa.
Science experiment juga berfungsi sebagai wadah bagi siswa untuk bereksplorasi. Dalam kegiatan ini, mereka dapat mencampurkan berbagai jenis larutan, menggabungkan beragam bentuk benda, hingga membuat temuan baru dengan bimbingan wali kelas.
Mereka sangat antusias dengan kegiatan science experiment. Bahkan satu minggu sebelumnya mereka sudah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk science experiment.
Science experiment merupakan dasar dalam ilmu sains dan berperan penting dalam memahami cara kerja alam. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan benda-benda dari lingkungan sekitar siswa.
“Dengan melakukan science experiment, siswa dapat belajar melalui eksplorasi dan uji coba. Mereka juga memperoleh pemahaman melalui pengalaman langsung,” ujar Waka kesiswaan, Bella Iasyah Meilinda.
Ia juga menyampaikan bahwa science experiment penting bagi siswa SD karena dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan rasa ingin tahu. Selain itu, kegiatan ini juga membantu siswa memahami konsep sains dan teknologi serta menumbuhkan kecintaan terhadap sains.
Science experiment ini berkaitan dengan konsep asam dan basa. Siswa menyiapkan bahan seperti balon, soda kue, sarung tangan, dan karet. Sebelum memulai, wali kelas memberikan penjelasan singkat mengenai larutan asam dan basa serta reaksi yang terjadi ketika keduanya dicampurkan.
“Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai bumbu dapur seperti soda kue dan cuka. Lalu, apa yang terjadi jika keduanya dicampurkan?,” tanya wali kelas 3 Nirmala, Rokhim Ashari saat memulai kegiatan science experiment.
Pertanyaan ini dimaksudkan sebagai pemantik untuk mengukur sejauh mana ketertarikan siswa dalam melakukan eksperimen.
“Anak-anak sudah tahu belum, bahwa saat soda kue (NaHCO3) dicampur dengan cuka (CH3COOH) maka akan terjadi reaksi kimia yang menghasilkan gas karbon dioksida (CO2), air (H2O), dan natrium asetat (CH3COONa). Reaksi ini merupakan contoh reaksi asam-basa,” jelasnya.
Setelah penjelasan singkat, anak-anak, dengan bimbingan wali kelas, mulai melakukan eksperimen. Eksperimen ini diawali dengan langkah-langkah berikut:
1. Memasukkan soda kue ke dalam balon.
2. Menggunting bagian jari pada sarung tangan, lalu mengisinya dengan larutan cuka dan mengikatnya dengan karet.
3. Memasukkan larutan cuka ke dalam balon yang sudah berisi soda kue, kemudian mengikat balon.
4. Memukul-mukul balon menggunakan tangan.
Setelah mendengar penjelasan tersebut, para siswa mulai melakukan eksperimen sesuai dengan tahapan yang telah dijelaskan.
“Wah, Ustadz! Keren sekali, balonnya bisa mengembang padahal aku tidak meniupnya!” seru salah satu siswa kelas 4, Firmansyah Rizqy Defri
Pernyataan tersebut kemudian ditanggapi oleh Muhammad Aditya Zaidan dengan antusias, “Ayo, Ustadz, kita buat ini setiap hari!”
Sebagai penutup kegiatan science experiment pertama di bulan Februari ini, ustadz dan ustadzah wali kelas menyampaikan poin penting dari eksperimen ini. Mereka menjelaskan bahwa reaksi yang dihasilkan oleh larutan asam dan basa dapat dipengaruhi oleh variasi komposisi serta jumlah bahan yang digunakan. Semakin banyak volume cuka yang ditambahkan, maka reaksi akan berlangsung lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak gas CO₂.
“Meskipun reaksinya relatif aman, tapi kalian harus tetap berhati-hati agar tidak terjadi percikan pada mata dan anggota tubuh yang lain,” pesan wali kelas 3 dan 4 kepada para siswanya. (*)
Penulis Nurul Istiqomah Editor Ni’matul Faizah