Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, murid MI Muhammadiyah 2 Campurejo, Panceng, Gresik, praktik wawancara. Murid-murid dibagi empat kelompok bertugas mewawancarai pegawai di empat minimarket di sekitar sekolah. Bak wartawan bisnis cilik, mereka sangat PD (percaya diri) wawancara dengan pegawai toko itu. Beginilah hasilnya.
Murid : Assalamualaikum….
Pegawai : Wa alaikumussalam.
Murid : Maaf mengganggu sebentar, kami dari MIM 2 mau wawancara, bolehkah?
Pegawai : Boleh, silakan.
Murid : Boleh tahu namanya siapa?
Pegawai : Nama saya Sugiarto.
Murid : Kalau saya Irsya, ini temanku Ari, Alim dan sebelahnya Bagus. Tinggalnya di mana?
Pegawai : Saya tinggal di Karanggeneng Lamongan.
Murid : Sudah berapa lama kerja di sini, Mas?
Pegawai : Baru empat bulan, Dik.
Murid : Kalau boleh tahu berapa gaji tiap bulannya?
Pegawai : …..??
Pertanyaan itu tidak kuasa dijawab oleh pegawai bernama Sugiarto. Dia hanya tertawa lebar. Murid-murid juga ikut tertawa merasa pertanyaannya ada yang lucu. Pertanyaan kemudian dilanjutkan tentang jam shift kerja, usaha ini milik perorangan atau pribadi, suka duka selama bekerja. Mereka kemudian diajak melihat gudang barang dan diberi sebungkus kacang.
Di tempat minimarket lain suasana gembira juga terjadi. Bahkan saking bersemangatnya ada murid yang terus wawancara gak mau berhenti. Seperti di minimarket milik salah satu Pimpinan Ranting Muhammadiyah Campurejo, mereka diajak bergurau juga diberi minuman satu-satu.
Baca juga: Setiap Pagi Suara Siswa Hamas School Mengalun Tadarus Al Quran
Lain lagi kelompok 2 yang bertugas di minimarket lainnya. Sehabis wawancara diajak pegawainya ikut membantu menjaga toko seraya diberi pujian oleh pegawainya. “Masih kecil kok berani tanya banyak tentang minimarket ya,” kata Lisa, salah satu pegawainya.
Kepala MIM 2, Ni’matus Sholichah SAg, menerangkan, praktik ini melatih keberanian siswa dan membiasakan berinteraksi dengan masyarakat. ”Sebelum wawancara anak-anak sudah menyiapkan beberapa pertanyaan, alat tulis dan HP untuk merekam,” ujar Ni’matus Sholichah yang juga pengajar Bahasa Indonesia .
Setelah itu mereka belajar merangkum hasil wawancara dan menulis beritanya. Masing-masing anggota kelompok ada pembagian tugas, sambungnya, ada yang menjadi pewawancara, pencacatat, dan perekam. (nurkhan)