PWMU.CO – Konsumsi MSG(Monosodium glutamate) atau populer disebut vetsin oleh masyarakat masih tergolong rendah. Di bawah ambang batas wajar yaitu rata-rata 0,6 gram per hari. Batas wajar konsumsi MSG adalah 6 gram per hari karena itu tidak terlalu berpengaruh terhadap kesehatan tubuh.
Demikian disampaikan Ustadzah Fiqih Ayu dalam kajian rutin Nasyiatul Aisyiyah (NA) Cabang Dau di Semanding, Desa Sumbersekar, Ahad (5/11/2017). Penceramah adalah kader PCNA Dau, pegiat hidup sehat. Topik kajian kali ini Pentingnya Pangan Sehat untuk Kesehatan Keluarga.
Angka ini sekaligus menunjukkan walaupun vetsin sangat populer sebagai penyedap bumbu masak ternyata pemakaiannya di masyarakat masih rendah. Kemungkinan juga rendahnya konsumsi vetsin dipengaruhi kampanye bahaya vetsin yang bisa memicu kanker.
Baca juga : Usai Tanwir NA, Nikmati Dulu Belanja di Pasar Apung Siring Banjarmasin
Fiqih Ayu menambahkan, MSG bukan penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi. ”Pada penderita hipertensi, bukan MSG yang harus dihindari tetapi konsumsi garam berlebih yang harus diperhatikan,” lanjutnya.
Selain itu dijelaskan tentang gula rafinasi. ”Gula rafinasi itu gula yang memiliki warna lebih putih dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi. Sebagian besar makanan yang kita makan sebenarnya mengandung gula yang memiliki tingkat kemurnian tinggi ini,” paparnya. Gula jenis ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti lemak dan kolesterol.
Demi menjaga keamanan kesehatan tubuh, dia mengingatkan masyarakat harus bisa membedakan gula rafinasi dan gula pasir biasa. ”Gula rafinasi biasanya mempunyai kristal yang lebih lembut dan lebih putih dari gula biasa,” jelasnya.
”Dan rasanya manis di awal, ada kesan pahit di akhir akibat dari pengolahan berkali-kali, sehingga mengurangi kandungan dari gula tersebut karena hanya mengandalkan tampilan fisik yang terlihat lebih putih dan bersih,” jelasnya.
yang dilaksanakan tiap dua pekan sekali, dari rumah ke rumah anggota, diikuti minimal 20 orang. Peserta terdiri dari remaja, mahasiswi hingga ibu-ibu muda, sekalian mengajak anak-anaknya yang masih kecil.
Kajian rutin NA dilaksanakan dua pekan sekali berkeliling dari rumah ke rumah. Peserta terdiri dari remaja, mahasiswi, hingga ibu-ibu muda, sekalian mengajak anak-anaknya yang masih kecil. (kahar)