
PWMU.CO – Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak ada yang namanya stagnansi. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr Syafiq A Mughni MA, ketika menyampaikan Keynote Speech dalam Kajian Ramadan 1446 H yang digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Dome Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) pada Sabtu (8/3/2025).
“Dalam membentuk baldah thayyibah tidak lepas dari bagaiman perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ungkap Prof Syafiq.
Dalam sejarah, ujarnya, ketika umat Islam berjaya menjadi penyangga peradaban dunia di abad-abad klasik. “Siapapun yang ingin menguasai ilmu pengetahuan hampir di semua bidang, mereka harus datang di pusat keunggulan di dunia Islam. Siapapun yang ingin belajar menjadi manusia yang beradab, mereka harus melihat cara hidup orang Islam,” tutur Prof Syafiq.
“Karena itulah, mercusuar peradaban dunia dilahirkan dan dikembangkan oleh umat Islam,” katanya.
Prof Syafiq melanjutkan, setelah peradaban Islam surut, kemudian tongkat estafet perkembangan ilmu pengetahuan dipegang oleh bangsa Barat. “Lahir sarjana-sarjana, penemu-penemu yang sangat unggul, yang mana mereka melanjutkan prestasi yang sudah dicapai oleh umat Islam,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa ketika era modern lahir, kekayaan peradaban itu menjadi khazanah bagi seluruh umat manusia. Orang-orang Barat, Timur, orang-orang Islam dan Non Muslim saling bekerja sama, bahu membahu, melakukan berbagai penelitian dan eksperimen untuk melahirkan gagasan-gagasan, ide-ide, dan cara-cara baru untuk meningkatkan taraf hidup umat manusia.
“Ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan berkembang secara kumulatif,” terang Prof Syafiq.
“Maka, sudah jelas bahwa ilmu pengetahuan yang terus berkembang, menjadi salah satu indikator sebuah negeri bisa dikatakan sebagai baldah thayyibah,” tegasnya. (*)
Penulis Wildan Nanda Rahmatullah Editor Azrohal Hasan